Upaya AS Menjegal GPS Saingan dari China hingga Rencana Membentuk Pasukan Luar Angkasa
Ilustrasi Angkatan Udara AS (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) memperbaharui strategi pertahanan luar angkasanya pada Rabu, 17 Juni. Tujuanya untuk mempertahankan dominasi militer maupun komersial yang tengah disaingi China dan Rusia. Salah satu program teranyar itu adalah membentuk pasukan unit khusus mengawal luar angkasa.  

Mengutip SCMP, kabar yang dirilis Pentagon ini keluar sehari setelah setelah China menunda peluncuran satelit BeiDou-3 karena terkendala teknis. Satelit ini merupakan perangkat final dari 29 satelit yang telah diluncurkan untuk membuat sistem navigasi BeiDou. Jika rampung, teknologi ini sangat mungkin menyaingi Global Positioning System (GPS) milik AS yang dijalankan oleh Angkatan Udaranya.

Dalam laporannya, Pentagon mengidentifikasi China dan Rusia sebagai ancaman strategis terbesar AS. Dalam laporan tersebut tertulis: tindakan, niat dan strategi militer musuh potensial telah mengubah ruang menjadi medan perang.

Pentagon mengidentifikasi kedua negara tersebut telah mempersenjatai ruang angkasa untuk mengurangi kekuatan militer AS dan sekutu "dan menantang kebebasan kami untuk beroperasi di luar angkasa," tulis laporan tersebut. Menurut mereka pesatnya perkembangan aktivitas luar angkasa secara internasional menambah kompleksitas lingkungan tersebut.

"Polisi luar angkasa"

Untuk mengatasi ancaman itu, Departemen Pertahanan AS berencana membuat sejumlah perubahan program luar angkasa pada dekade berikutnya. Beberapa diantaranya membentuk pasukan luar angkasa, cabang baru militer AS. 

Selain itu mereka juga akan menyelaraskan otoritas operasional, bersinergi antar departemen pemerintah lainnya dan perusahaan swasta di sektor komersial, serta bekerja sama dengan sekutu. Dan salah satu pengejawantahannya yakni terkait rencana Badan Pengembangan Luar Angkasa AS untuk meluncurkan 150 satelit pelacar senjata hipersonik di orbit pada tahun 2024. 

Pakar pertahanan luar angkasa dari Universitas Ilmu Politik dan Hukum Shanghai, He Qisong mengatakan strategi serupa sebelumnya pernah digunakan untuk membendung China di bidang militer dan perdagangan. "AS sudah memiliki keunggulan dalam bidang antariksa dengan mendominasi hampir setengah dari 320 satelit militer yang ada dan penggunaan ganda pada orbit, kemudian datang Rusa dan China," katanya dikutip SCMP.

 

"Apa yang diinginkan Washington sejatinya memperbesar kesenjangan dengan China dan Rusia, terutama China yang hampir menyelesaikan program navigasi BeiDou-nya," kata Qisong. 

Selain itu menurut pakar militer dari Beijing, Zhou Chenming, strategi baru Pentagon bisa membuat banyak hambatan untuk rencana BeiDou. "Washington mungkin menggunakan rencana global BeiDou sebagai alasan untuk mengekang pengembangannya. Sementara dominansi luar angkasa Pentagon memudahkannya untuk bekerja sama dengan Jepang, Australia dan sekutu lainnya untuk mengendalikan China," katanya. 

Sebagai informasi, Beijing telah menggelontorkan investasi besar di BeiDou. Satelit ini pertama kali diluncurkan pada 2000 dan sistemnya telah berkembang dari penggunaan militer sampai komersialisasi kepada program aplikasi skala besar.