Bantahan China Ikut Terlibat Bantu Trump Menangkan di Pemilu AS 2020
Presiden Amerika Donald Trump saat menemui Presiden China Xi Jinping (dok. Wikimediacommons)

Bagikan:

JAKARTA - China mengatakan bahwa pihaknya tidak ada niat untuk ikut campur dalam Pemilu Amerika Serikat (AS) 2020. Pernyataan tersebut menanggapi pernyataan dari mantan penasihat keamanan nasional Presiden AS Donald Trump, John Bolton, yang mengatakan bahwa Trump meminta bantuan Presiden China Xi Jinping untuk kembali memenangkan Pemilu AS.

Melansir dari Reuters, Kamis 18 Juni, pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian. Pernyataan Bolton dibuat dalam kutipan dari bukunya yang diterbitkan oleh New York Times.

Mantan penasihat keamanan nasional John Bolton telah melontarkan tuduhan yang mencengangkan terhadap mantan bosnya, Trump. Bolton mengklaim dalam buku barunya bahwa Presiden Trump secara pribadi meminta rekannya dari China, Xi Jinping, untuk membantunya memenangkan kembali kursi presiden AS 2020. 

Bolton juga mengatakan bahwa ketika Xi Jinping mengatakan bahwa China sedang membangun kamp konsentrasi untuk penahanan massal Muslim Uyghur, Trump mendukung upaya tersebut. Trump mengatakan bahwa China harus terus membangun kamp, ​​"yang menurutnya adalah hal yang tepat untuk dilakukan."

Pada pertemuan lain selama KTT G-20 tahun lalu di Osaka, Bolton mengatakan bahwa Trump mengalihkan pembicaraan ke Pemilu AS 2020. Mantan penasihat keamanan nasional itu juga mengatakan Trump "Menekankan pentingnya petani dan meningkatkan pembelian kedelai dan gandum China lewat hasil pemilu."

Bolton mengatakan pembicaraan kembali ke kesepakatan perdagangan dan Trump mengusulkan AS tidak akan mengenakan tarif terhadap China, "tetapi dia kembali mendesak Xi Jinping untuk membeli sebanyak mungkin hasil pertanian Amerika" 

"Dia pembohong," kata Trump kepada Wall Street Journal, seraya menambahkan bahwa "semua orang di Gedung Putih membenci John Bolton."

Interaksi Trump dengan Xi Jinping hanyalah salah satu uraian dalam buku Bolton berjudul 'In the Room Where it Happened: A White House Memoir'. Bolton juga menulis bahwa Trump secara langsung menghubungkan bantuan keamanan AS ke Ukraina untuk investigasi terhadap lawannya yang diperkirakan maju pada Pemilu AS 2020 - tuduhan utama dalam kasus impeachment Demokrat - dan menuduh Trump berulang kali berbohong.