JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri baru-bari ini mengeluarkan pernyataan mengejutkan mengenai komando penanganan bencana COVID-19. Mega meminta Jokowi sebagai kepala negara memegang langsung setiap kebijakan mengatasi pandemi.
"Saya bilang sama Pak Presiden, 'Bapak yang namanya Kepala Negara RI yang harus langsung (memegang komando, red). Karena ini persoalannya adalah extraordinary'," kata Megawati saat memberikan pidato dalam acara virtual yang ditayangkan di YouTube PDI Perjuangan beberapa waktu lalu.
Pernyataan Megawati ini menimbulkan berbagai reaksi mengenai apa yang sebenarnya terjadi di istana. Bagaimana tidak, menteri yang kerap muncul dalam menyampaikan kebijakan penanganan pandemi COVID adalah Luhut Binsar Pandjaitan.
Terbukti, Luhut kini menjabat sebagai Koordinator PPKM Darurat dan Level 4 untuk Jawa dan Bali. Mantan Komisaris Utama PT Pelindo I, Refly Harun mengatakan, sudah menjadi rahasia umum bahwa Luhut bukanlah tokoh yang sejalan dengan Megawati Soekarnoputri.
Sejak periode pertama Jokowi, Megawati dan PDIP berusaha menyingkirkan Luhut dari lingkaran istana. Selaian Luhut, ada juga nama mantan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Andi Widjajanto.
"Memang sudah menjadi rahasia umum Luhut Binsar Pandjaitan bukanlah tokoh yang sejalan dengan atau cocok dengan Megawati Soekarnoputri di masa awal pemerintahan presiden Jokowi," terang Refly lewat saluran Youtube @Refly harun dikutip Senin, 9 Agustus.
BACA JUGA:
Awal berkecimpung di Kabinet Jokowi, Luhut awalnya dipercayakan sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP). Selanjutnya, masing-masing jabatan penting dipercayakan kepada Luhut mulai dari Menko Polhukam, Menteri KKP gantikan Edhy Prabowo, Menteri Perhubungan, Menteri Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) hingga Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali.
"Intinya dia (Luhut) menjadi orang yang dianggap sebagai orang kepercayaan Jokowi. Dan ini konon tidak membuat Mega senang karena dari awal hubungannya tidak baik-baik saja. Dan kita tahu bahwa dua tidak dipakai Jokowi lagi, Andi Widjajanto dan Rini Soemarno. Tetapi Luhut menjadi orang kepercayaan yang terus-menerus tidak hanya dipakai tetapi menjadi tangan kanan bahkan dalam penuntasan masalah COVID Luhut yang dikasih kepercayaan," terang Refly.
Terpisah, pengamat politik Salim Said mencium ada usaha keras dari Presiden Jokowi untuk mempertahankan Luhut di jajaran kabinet selama 2 periode. Padahal, sambung Salim Said, Megawati sebagai pimpinan partai pemenang pengusung Jokowi memiliki hubungan yang buruk dengan Luhut.
"Tapi satu hal yang tidak bisa dilakukan dan dipaksakan kepada Jokowi adalah Luhut Pandjaitan,” kata Salim Said lewat kanal Youtube, @Hersubeno dikutip Senin, 9 Agustus.
"Megawati tidak suka sama dia (Luhut). Itu sebabnya, Jokowi punya akal, tadinya kan mau dijadikan menteri pada kabinet pertama di masa lalu. Karena tidak disetujui Megawati, dibikin akal lahirlah Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia yang sekarang diduduki oleh Moeldoko," demikian Salim Said.