Soal Kode Jokowi di Rakernas Projo yang Dihadiri Ganjar, Pengamat: Terjadi Dilema di Tubuh PDIP
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) dan Presiden Jokowi. (Twitter @ganjarpranowo)

Bagikan:

JAKARTA - Pakar hukum tata negara sekaligus pengamat politik Refly Harun menilai muncul polemik di tubuh PDI Perjuangan (PDIP). Hal itu disampaikan Refly merespons pernyataan Presiden Jokowi di acara relawan Pro Jokowi (Projo) yang dihadiri Ganjar Pranowo.

Dalam acara yang digelar di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 21 Mei itu, Jokowi menyebutkan jangan terburu-buru memutuskan kandidat calon presiden (capres) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Jokowi juga menyinggung dukungannya terhadap kandidat capres yang hadir dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Projo tersebut.

"Internal PDIP terlihat tidak begitu suka dengan Ganjar," kata Refly, dikutip dari akun YouTubenya, Senin 23 Mei.

Refly menuturkan, ketidaksukaan PDIP terhadap Ganjar terlihat dari tidak diundangnya Ganjar dalam pertemuan-pertemuan internal PDIP se-Jawa Tengah.

Sementara Ganjar dengan leluasanya datang ke Rakernas V Projo. Itu juga menjadi bukti, kata Refly, Ganjar lebih dekat dengan Jokowi daripada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Menurut Refly, akibat dari ketidaksukaan terhadap Ganjar, internal PDIP menjadi harus menanggung dampak berkaitan dengan kandidat capres yang mulai digaungkan partai berlambang kepala banteng tersebut.

"Terjadi dilema di tubuh PDIP, mereka mulai tidak suka Ganjar, yang dianggap lebih setia ke Presiden Jokowi daripada Megawati. Tapi di sisi lain, calon internal mereka yang digadang-gadang, masih belum jelas, masih belum kuat elektabilitasnya," tuturnya.

Refly menilai PDIP akan merugi jika tidak memperhitungkan Ganjar dalam radar bakal capres Pilpres 2024. Selain karena perhitungan politik terkini nama Gubernur Jawa Tengah itu kerap berada di urutan tiga teratas dalam hasil survei elektabilitas Capres 2024, Ganjar juga mulai dilirik sejumlah partai.

"Sayang sekali kalau tidak mengajukan Ganjar Pranowo menjadi calon presiden dari PDIP. Apalagi PDIP memiliki 128 kursi yang bisa buat maju sendiri, tidak tergantung dengan partai lain, mau ada mitra koalisi PDIP tetap bisa maju, tidak ada mitra koalisi maju juga," pungkasnya.

Terkait