Bagikan:

JAKARTA - Banyak dari kita pasti bertanya-tanya, kenapa sudah divaksin tetapi masih terpapar COVID-19. Ahli dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio punya jawabannya. 

Menurut Amin, hadirnya virus dalam tubuh seseorang setelah vaksinasi disebabkan masa inkubasi. Artinya, orang tersebut sudah terpapar sebelum menerima vaksin. 

"Proses inkubasi virusnya tetap berjalan, sehingga dua tiga hari setelah suntikan (vaksin COVID-19) baru muncul gejala COVID-19 dan itu cukup banyak sih, artinya mereka sedang dalam masa inkubasi, sehingga otomatis beberapa hari setelah vaksinasi muncul gejalanya," kata Amin kepada Antara, Senin, 26 Juli.

Amin menuturkan proses inkubasi bisa membutuhkan waktu beberapa hari hingga satu mingguan. Dalam beberapa kasus, masa inkubasi bahkan melebihi 1 minggu. 

"Kita sering kali tidak bisa membedakan seseorang itu dari tampilannya, gejala klinisnya apakah dia orang yang sehat atau  sedang dalam masa inkubasi. Masa inkubasi bisa beberapa hari sampai sekitar sepekan, ada yang lebih panjang sih," tutur Amin. 

Amin mengatakan infeksi COVID-19 yang muncul beberapa hari setelah menjalani vaksinasi COVID-19 tersebut, bukan disebabkan oleh vaksin COVID-19 yang telah disuntikkan ke dalam tubuh.

"Apalagi, vaksin yang diberikan itu adalah vaksin yang sudah diinaktivasi sudah mati, jadi sama sekali tidak menimbulkan infeksi," ujarnya.

Vaksin yang sudah diinaktivasi mengandung bagian virus yang sudah dimatikan, sehingga tidak memiliki risiko untuk melakukan replikasi di dalam tubuh penerima vaksin. Dengan demikian, vaksin tidak menimbulkan infeksi COVID-19.

Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak perlu khawatir menjalani vaksinasi COVID-19.

Amin menuturkan idealnya seseorang yang akan disuntikkan vaksin COVID-19 memang harus dipastikan dalam keadaan sehat. Bagi mereka yang memiliki komorbid, tapi dalam keadaan terkontrol, vaksin COVID-19 bisa diberikan.

Tim medis dan paramedis di tempat penyuntikan vaksin atau sentra vaksinasi akan melakukan skrining atau pemeriksaan kesehatan. Pada saat itu, masyarakat harus jujur jika sedang mengalami sesuatu.

"Misalnya dia sedang demam karena sebab lain ditunda dulu vaksinasinya. Kalau tidak ada apa-apa ya jangan diada-adain," tuturnya.

Selain itu, vaksin COVID-19 yang digunakan tersebut telah dipastikan aman, karena sudah diuji sebelum disuntikkan kepada masyarakat melalui berbagai proses pengujian dan uji klinik. Dalam pembuatan vaksin, keamanan menjadi prioritas utama.

Vaksin juga dipastikan memiliki efikasi yang dibutuhkan untuk melawan infeksi virus corona penyebab COVID-19.