Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan tak menutupi data COVID-19 di wilayahnya. Jajarannya selalu melaporkan sesuai hasil di lapangan tanpa manipulasi data seperti mengurangi atau menambahkan data yang ada.

"Di Jakarta tidak pernah menutup data, tidak pernah mengurangi, tidak pernah menambahi. Bila ada yang meninggal kita laporkan, bila selamat kita laporkan, tidak pernah ditutup-tutupi," kata Anies dalam acara bertajuk Deklarasi Melawan COVID-19, Minggu, 25 Juli.

Dengan kepastian data itu, dia mengklaim DKI Jakarta jadi satu-satunya provinsi yang memiliki data pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri.

Data tersebut merupakan hasil kerja sama antara tim lurah, Bintara Pembina Desa (Babinsa), dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas).

Anies menyebut, data pasien COVID-19 yang isoman menjadi penting terlebih banyaknya rumah sakit yang kelebihan kapasitas. Selain itu, karena data yang dimilikinya banyak warga yang melakukan isoman pun dapat diselamatkan.

"Kita harus tahu siapa isolasi mandiri di setiap wilayahnya," ungkapnya.

Lebih lanjut, Anies menyebut, testing COVID-19 di wilayahnya selalu tinggi dan mencapai target yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Bahkan, dia mendorong jajarannya untuk melakukan testing 15 kali lebih tinggi dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hal inilah yang jadi penyebab positivity rate di ibu kota saat ini mulai mengalami penurunan. Anies mengatakan, Jakarta pernah menyentuh 43 persen tren positivity rate pada 1 Juli 2021. Lalu pada 16 Juli 2021 menurun menjadi 41 persen.

"Lalu turun lagi jadi 36 persen di 18 Juli, lalu turun jadi 28 persen di 21 juli dan hari ini per kemarin (24 Juli) angkanya 24 persen, jadi ada tren positif menurun," jelas eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.

"Dengan begitu kami yakin dengan angka positivity rate kami," imbuh Anies.

Meskipun ada tren penurunan positivity rate, Anies meminta agar tak buru-buru menyimpulkan bahwa kondisi di Ibu Kota sudah lebih terkendali. Menurutnya, tren ini masih harus dipantau hingga pekan depan.

"Kepada teman-teman, jangan menyimpulkan sudah lewat puncah dan lain-lain. Nanti minggu depan baru kita simpulkan. Tapi sekarang angka positivity rate dari hari ke hari menunjukan penurunan," pungkasnya.