Bagikan:

JAKARTA - Kabar soal aksi demonstrasi mahasiswa yang melakukan protes terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) merebak di media sosial. Dengan mengusung tagline 'Jokowi End Game' mahasiswa hendak melayangkan protes terhadap kebijakan penerapan PPKM Darurat. 

Benar saja. Pada Sabtu, 24 Juli  hari ini, polisi mencium adanya aksi tersebut dengan menahan 6 orang terdiri dari mahasiswa dan warga sipil. Rencananya,  mereka hendak melakukan long march dari Glodok, Jakarta Barat ke istana negara. 

Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Ade Armando turut memberi komentar atas rencana aksi mahasiswa ini. Menurutnya, aksi ini ditunggangi oleh politisi yang hendak menggulingkan pemerintahan Jokowi. 

"Saya tidak percaya bahwa aksi serentak Jokowi End Game adalah gerakan mahasiswa murni yang dilandasi kajian serius tentang kondisi Indonesia. Ini adalah sebuah gerakan kaum dungu dan karena mereka dungu dengan mudah dimanfaatkan oleh kaum politisi yang bercita-cita menggulingkan Jokowi," jelas Ade Armando lewat tayangan Youtube CokroTV, Sabtu, 24 Juli. 

Dari informasi yang diperoleh ada beberapa pentolan mahasiswa yang menggerakan aksi ini. Misalnya, sambung Ade, organisasi blok politik pelajar yang dipimpin Pedro Marhaen dengan rencana aksi serentak berhari-hari. Dalam seruan aksi yang diterima disebutkan kalau gerakan ini akan melakukan long march dari Glodok ke Istana Negara. 

Kemudian ada pula gerakan Ampera alias Amanat Penderitaan Rakyat yang kabarnya terinspirasi oleh gerakan mahasiswa tolak PPKM di Bandung beberapa waktu lalu. 

Ade menambahkan, aktivis mahasiswa yang mengegerakan aksi ini secara terang-terangan menyebutkan tujuan mereka yakni menggulingkan pemerintahan yang sah hingga melumpuhkan ekonomi.

"Karena itu menjadi relevan barangkali untuk menyadari bahwa aksi mereka akan dimulai dari Glodok menuju istana. Kenapa Glodok? Ya Karena itu adalah salah satu sentra bisnis Jakarta yang didalamnya dipenuhi oleh para pengusaha menengah dan kecil," terang Ade. 

Gerakan mahasiswa ini sama sekali tidak dilandasi pada keinginan untuk memperbaiki keadaan bangsa. Tujuan adalah menciptakan kekacauan. "Pokoknya Jokowi harus turun. Kenyataan bahwa pemerintah tengah berjuang keras mengatasi wabah COVID tak penting," terang Ade.