Bagikan:

JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengakui bahwa adanya kenaikan tagihan listrik pada bulan April dan Mei. Berdasarkan data PLN total ada 70,4 juta pelanggan kategori rumah tangga yang mengalami kenaikan tagihan listrik.

Senior Executive Vice President Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PT PLN (Persero) Yuddy Setyo Wicaksono mengatakan, 70,4 juta pelanggan ini gabungan dari pascabayar dan prabayar. Sementara yang paling banyak mengalami kenaikan adalah kategori pascabayar.

"Total rumah tangga secara keseluruhan kami ada 70,4 juta (yang naik). Ini kalau yang paling banyak dilihat mengalami lonjakan itu di pascabayar. Nah yang di pascabayar itu 34,5 juta," tuturnya, dalam diskusi virtual, Senin, 8 Juni.

Yuddy menjelaskan, dari 34,5 juta pelanggan pascabayar PLN yang mengalami kenaikan totalnya yakni 4,3 juta pelanggan. Artinya, jika dipersentasekan kenaikan terjadi hanya 15 persen atau sebesar 1/7 dari total keseluruhan.

Lebih lanjut, Yuddy berujar, 4,3 juta pelanggan yang mengalami kenaikan 200 persen. Itu hanya 6 persen dari total keseluruhan.

"Terbanyak yang naik adalah antara 20 sampai 50 persen yaitu sebanyak 2,4 juta pelanggan. Nah yang pelanggan paling banyak mengalami kenaikan adalah yang tarifnya naik di bawah 50 persen," ucapnya.

Sementara itu, kata Yuddy, kalau bicara total kenaikan rumah tangga setelah dan sebelum COVID-19 itu rata-rata hanya 1,8 persen saja. Jumlah ini untuk kategori 34,5 juta pelanggan pascabayar.

"Sedangkan, yang mengeluhkan kenaikan 5 kali sampai 10 kali lipat jumlahnya sangat kecil," jelasnya.