Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pandemi virus corona atau COVID-19 telah membuat kinerja perusahaan BUMN anjlok. Bahkan, akibat wabah ini diprediksi BUMN tak mampu menyetorkan dividen di tahun ini.

Erick mengungkap, dari 142 perusahaan BUMN, 90 persennya babak belur dihantam pandemi COVID-19. Atas kondisi tersebut, lanjut dia, target dividen pada tahun ini diprediksi tidak akan tercapai.

"Sayangnya memang ini realita dengan adanya COVID-19 ini, tentu banyak sekali kinerja BUMN tergerus. Maka kemarin saya tidak malu ketika ketemu DPR, menteri keuangan yang awalnya kami bilang akan mencapai target, kalau bisa lebih," tuturnya, dalam diskusi virtual, Rabu, 20 Mei.

Tak hanya itu, Erick berharap, dividen tahun depan dapat tercapai setengah dari target. Hal ini karena dampak negatif COVID-19 terlalu dalam kepada perusahaan BUMN.

"Tahun depan kalau bisa 50 persenya saja, sudah Alhamdulillah," ucapnya.

Erick mengakui, sebagian perusahaan BUMN memang terhimpit pandemi. Namun, ada perusahaan yang tak terdampak dan dapat menyumbangkan dividen kepada negara seperti PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom).

Sekadar informasi, setoran dividen BUMN yang awalnya ditargetkan Rp49 triliun, pada tahun ini diprediksi tidak akan mencapai target. Hal ini karena, 90 persen perusahaan BUMN terdampak pandemi COVID-19.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mengumumkan anggaran yang dialokasikan untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada program pemulihan ekonomi nasional (PEN) mencapai Rp149,29 triliun. Anggaran tersebut merupakan total dukungan dari pemerintah.

Ada 12 BUMN yang mendapat dukungan pemerintah dalam program PEN. Dana ini dikucurkan dalam bentuk dana talangan, Penyertaan Modal Negara (PMN), hingga kompensasi.

Sedangkan yang mendapat kompensasi adalah PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) masing-masing Rp38,25 triliun dan Rp37,83 triliun. Sedangkan untuk Perum Bulog diberikan Rp10,5 triliun dana tambahan dalam bentuk bantuan sosial (bansos).

Untuk dana talangan, ada lima perusahaan pelat merah yang dapat, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp8,5 triliun, Perum Perumnas Rp650 miliar, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Rp3,5 triliun, PT Perkebunan Nusantara (Persero) sebesar Rp4 triliun, serta PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebesar Rp3 triliun.

Sedangkan anggaran PMN mencapai Rp25,27 triliun. PMN akan diberikan kepada PT PLN (Persero) Rp5 triliun, PT Hutama Karya (Persero) Rp11 triliun, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau BPUI Rp6,27 triliun, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Rp2,5 triliun, dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Rp500 miliar. Lalu khusus untuk BPUI akan dibayarkan secara nontunai sebesar Rp270 miliar.