Berbagai Langkah Menteri BUMN Erick Thohir di Masa Pandemi COVID-19
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Foto: Instagram @erickthohir)

Bagikan:

JAKARTA - Pandemi virus corona atau COVID-19 ini tidak hanya memberikan dampak negatif pada sektor kesehatan, namun juga ke semua sektor. Di tengah kondisi sulit ini, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengklaim ingin menjadi lokomotif pembangunan nasional. Berbagai langkah dilakukan BUMN di masa pandemi ini.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), BUMN memiliki empat aksi strategis yang sudah dan akan terus dilakukan untuk mendukung program pemerintah.

Pertama, insentif dan bantuan langsung. Erick berujar, PT PLN (Persero) sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang energi, juga ikut mendukung program pemerintah di masa pandemi yakni dengan memberikan subsidi listrik gratis untuk pelanggan 450 VA golongan kurang mampu, sementara untuk pelanggan 900 VA diberikan diskon tagihan listrik.

"Ini nanti mungkin dari pemerintah langsung yang memutuskan bisa juga diperpanjang, saya rasa masalah ini PLN juga akan menjadi sebuah hal yang sangat penting untuk dilakukan," tuturnya, dalam diskusi virtual, Rabu, 20 Mei.

Kemudian, lanjut Erick, Bank Himbara yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) juga sudah melakukan restrukturisasi kredit bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di masa pandemi ini.

"Himbara kita juga sudah melakukan restrukturisasi sebesar Rp120 triliun di mana UMKM-nya sebesar hampir Rp90 triliun," jelasnya.

Menurut Erick, di masa pandemi ini BUMN bergerak sebagai pihak yang mendistribusikan bantuan sosial (bansos) sembako, maupun bantuan langsung dari pemerintah melalui platform yang dimilikinya. Bank Himbara untuk menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) dan PT POS untuk distribusi bansos sembako.

Kedua, stabilisasi stok dan harga makanan. Erick mengaku, saat ini dirinya mendapat tugas dari presiden untuk dapat membantu ketersediaan, kestabilan stok dan harga makanan pokok di pasaran. Karena itu, ia meminta, BUMN tak hanya membeli ayam tetapi juga ikan dari nelayan.

Menurut Erick, ikan yang dibeli BUMN nantinya bisa disalurkan untuk berbagai kebutuhan, salah satunya bantuan sosial.

"Kami kemarin beli daging ayam, karena harga sempat turun. Kini kami sedang pelajari untuk ikan," katanya.

Namun, Erick belum menjelaskan rinci soal mekanisme dan jumlah pembelian ikan ini. Saat ini beberapa BUMN telah bergerak di sektor perikanan, salah satunya Perum Perikanan Indonesia alias Perum Perindo.

Awal Mei, beberapa BUMN diminta membeli daging dan telur ayam peternak. Kebijakan ini dilakukan karena harga ayam di tingkat peternak anjlok sehingga mereka menderita kerugian hingga Rp 8.000 per kg.

Sejumlah BUMN yang dapat penugasan yaitu PT Berdikari (Persero) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI. Mereka diminta menyerap 4 juta ekor ayam dengan harga Rp17.500 per kg.

"Yang lainnya, kita terus berusaha mendistribusikan beras, gula, dan tentu kita ini bersinergi dengan Menteri Pertanian dan juga Menteri Perdagangan pada fokus ini. Kita (BUMN) sebagai distribusinya saja," jelasnya.

Ketiga, penanganan kesehatan. BUMN Farmasi, kata Erick, diminta untuk melakukan peningkatan produksi dan pengadaan obat-obatan seperti Chloroquine, dan Avigan. Selain itu, juga melakukan terobosan-terobosan di bidang kesehatan.

"Kami kerjasama dengan Eastman Institut, Kementerian Kesehatan, lembaga internasional seperti CEPI, Sinobac, untuk coba melakukan terobosan mengenai vaksin ataupun obat-obatan," katanya.

Tak hanya itu, Erick mengaku, akan turun langsung ke lapangan mendatangi masing-masing perusahaan BUMN farmasi untuk memastikan perkembangan pembuatan alat perlindungan diri (APD).

"Biofarma yang besok saya akan coba kunjungi, saya mau cek langsung, PTDI dan lain lain. Apakah juga bisa mulai memproduksi ventilator lokal dan PCR kit," ucapnya.

Erick mengatakan, BUMN Telkom juga sudah ikut bersinergi dengan berbagai kementerian dan meluncurkan aplikasi perlindungan diri. Aplikasi ini bahkan sudah berhasil diunduh oleh jutaan masyarakat Indonesia. Namun, ia mengakui, aplikasi ini masih jauh dari sempurna, sehingga akan terus ditingkatkan.

Keempat, restrukturisasi BUMN Menurut Erick, dalam kondisi saat ini 90 persen perusahaan pasti terkena dampaknya. Semenatara itu, BUMN yang tidak terlalu terdampak pandemi hanya Telkom, industri kesehatan dan kelapa sawit.

"Yang lain-lainnya terhimpit, karena itu kita terus melakukan restrukturisasi," ujarnya.

Lebih lanjut, Erick mengatakan, pihaknya juga mengurangi capex dan opex BUMN yang tidak perlu. Salah satunya, PLN yang dipangkas hampir Rp39 triliun. Tak hanya itu, berbagai hal serupa juga dilakukan di banyak perusahaan-perusahaan BUMN.

"Kami juga melakukan restrukturisasi utang. Alhamdulillah kemarin contoh saja global bondnya Inalum, sebagian besar dipakai untuk recycle bond sebelumnya yang harga bunganya lebih tinggi. Nah hal-hal ini yang kami lakukan selain memperpanjang, tetapi juga mencari bunga-bunga lebih murah dan ini kesempatan. Kami sudah mendapat hampir 3,6 miliar dolar AS dalam hal seperti ini," tuturnya.

Erick mengaku, bersyukur mendapat batuan dari Kementerian Keuangan dalam hal suntikan dana. Sebab, katanya, banyak perusahaan BUMN utang-utangnya dapat dibayar.

"Selain itu kami juga harus melakukan momentum yang diminta oleh Bapak Presiden langsung, mengenai reformasi, transformasi, restrukturisasi. Kami harus bisa membangun yang namanya supply chain yaitu ketahanan pangan, ketahanan kesehatan, dan ketahanan energi kita," jelasnya.