Gerindra Nilai Kritik Ibas Yudhoyono Soal <i>Failed Nation</i> <i>Warning</i> bagi Pemimpin Saat Ini
Anggota Fraksi Gerindra DPR Kamrussamad (Foto: Tangkap Layar Youtube @Kamrussamad TV)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Fraksi Gerindra DPR Kamrussamad menilai, kritik failed nation yang dilontarkan Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) adalah warning bagi pemimpin saat ini sekaligus calon pemimpin Indonesia selanjutnya. 

"Sehingga memiliki kesiapan leadership dalam menjalankan tugas negara yang dipercayakan rakyat indonesia," ujar Kamrussamad, Jumat, 9 Juli.

Tak dapat dipungkiri, lanjut dia, besarnya tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini telah merubah arah kebijakan pembangunan nasional akibat krisis yang ditimbulkan dari COVID-19.

Lebih lanjut, Anggota Komisi III DPR itu menjelaskan, kondisi failed nation bisa terjadi apabila suatu pemerintahan berdaulat kehilangan kontrol terhadap wilayah kedaulatannya.

Tidak mampu menyediakan layanan publik dan, sambung Kamrussamad, tidak mampu berinteraksi dengan negara lain karena sesuatu hal. "Serta tergerusnya kepercayaan publik atau rakyat yang memilihnya," kata Kamrussamad. 

Karenanya, lanjut legislator dapil DKI Jakarta itu, kunci Indonesia untuk sanggup melewati masa krisis multidimensi ini adalah persatuan stakeholder nasional sebagai langkah penyelamatan nyawa rakyat. 

"Fokus siapkan layanan kesehatan warga, kendalikan setiap perlintasan teritorial, bangun optimisme bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang sanggup mengatasi setiap krisis multidimensi," tegas Kamrussamad.

Seperti diketahui, Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengaku khawatir Indonesia disebut sebagai bangsa gagal karena tidak mampu menyelamatkan rakyatnya dari COVID-19.

"Begini ya, COVID-19 makin mengganas. Keluarga kita, sahabat kita dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya," kata Ibas, Rabu, 7 Juli.