Muncul COVID-19 Varian Lambda, Pintu Masuk ke Indonesia Harus Super Ketat
ILUSTRASI/PIXABAY

Bagikan:

JAKARTA - Peredaran varian baru virus COVID-19 di Indonesia sebagian besar berasal dari luar negeri. Setelah varian Delta asal India, varian B.1.1.7 dari Inggris, muncul lagi varian Lambda, yang disebut WHO sudah terdeteksi di 29 negara.

Menanggapi peredaran virus baru COVID-19, Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar mengingatkan pentingnya pengawasan super ketat di setiap pintu kedatangan WNA dan WNI yang datang dari luar negeri, baik di bandara, pelabuhan, maupun pintu masuk perbatasan.

"Semua pintu masuk harus dijaga super ketat. Setiap yang masuk ke Indonesia harus betul-betul dicek hasil swabnya dan karantina 14 hari wajib dioptimalkan," ujar Muhaimin kepada wartawan, Rabu, 30 Juni.

Ketua Tim Pengawas Penanggulangan Bencana COVID-19 DPR ini mengusulkan pengetatan lebih optimal utamanya bagi WNA dan WNI yang tiba dari negara dengan potensi tinggi penularan Covid varian baru.

"Kuncinya adalah pengawasan di setiap pintu masuk harus diperketat. Kita semua tentu saja tidak ingin tiba-tiba ada penularan lokal varian baru dari luar negeri, padahal nggak tahu kapan masuknya dan siapa yang bawa," tegasnya.

Cak Imin yang juga Ketum PKB ini mendesak pemerintah Indonesia lebih cepat dan gesit mendeteksi varian baru virus Corona dari luar negeri. Terlebih ada beberapa varian yang disebut lebih cepat menular dan berpotensi membuat vaksin jenis tertentu tidak efektif.

Pemerintah, kata Muhaimin, harus menambah jumlah laboratorium yang bisa melakukan whole genome sequencing (WGS) untuk mengetahui varian virus COVID-19.

"Sekarang ini di Indonesia baru ada 17 laboratorium yang bisa mendeteksi varian virus baru. Sudah waktunya itu ditambah biar deteksinya lebih cepat," katanya.