Bagikan:

DENPASAR - TNI Angkatan Laut mengerahkan dua KRI untuk mengevakuasi korban di Kapal KMP Yunicee yang tenggelam perairan Selat Bali.

Dua KRI yang dikerahkan yakni KRI Rigel-933 dan KRI Soputan-923. KRI Rigel punya kemampuan mendeteksi bawah air.

Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Komang Teguh Ardana mengatakan dugaan penyebab tenggelamnya KMP Yunicee di Gilimanuk yakni human error atau cuaca dan arus laut. 

"Dengan insiden tersebut pihak TNI Angkatan Laut mengerahkan dua unsur KRI yaitu KRI Rigel dan KRI Soputan, sebelumnya Lanal Denpasar juga telah berkoordinasi dengan SAR Denpasar, ASDP Gilimanuk serta unsur terkait untuk proses evakuasi korban KMP Yunicee," kata Ardana dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 30 Juni.

Sementara itu Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Eros Wasis menyebut KAL Rajegwesi juga ikut dalam misi pencarian korban tenggelamnya KMP Yunicee. 

"Kebetulan 3 KRI yang ada di Banyuwangi. Langsung melakukan pencarian korban yang saat ini dikabarkan hilang," katanya di Banyuwangi.

Sementara dari hasil analisis KRI Rigel, bangkai KMP Yunicee ditemukan tenggelam di dasar Selat Bali dengan kedalaman 78 meter. Kapal ini juga terseret arus hingga 1,6 kilometer dari pelabuhan ASDP Gilimanuk, Jembrana, Bali. 

Bangkai kapal tepatnya berada di 8,10 derajat lintang selatan, dan 114,25 derajat bujur timur.

"Kontak ROV berada di dasar laut sedalam 72 sampai 78 meter dibawah laut," kata Komandan KRI Rigel-933 Letnan Kolonel Laut (P) Jaenal Mutakim.

Proses pencarian kerangka kapal menurutnya sempat terkendala dengan arus yang kuat. 

"Sempat kita tarik ROV dan kembali kita lakukan pemantauan dari lokasi lain. Setelah arus sedikit reda kita ulangi lagi pencarian," imbuh Jaenal.