Bagikan:

MEDAN - Wali Kota Medan, Bobby Nasution masih membolehkan anak-anak masuk mal di tengah kasus COVID-19 yang melonjak. Berbeda dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang melarang balita masuk mal karena pandemi.

Menurut Bobby Nasution penanganan COVID-19 sekaligus pencegahan penularan terhadap anak harus dilakukan berbarengan secara simultan. 

"Untuk menanggulanginya (penyebaran), perlu penanganan dari hulu ke hilir. Itu yang bisa kena ke anak varian delta," kata Bobby Nasution, Rabu 30 Juni. 

"Hari ini sudah kita coba pencegahan masuknya varian delta itu dari pintu masuk ke Medan. Salah satunya dari (pelabuhan) Belawan," sambungnya. 

Menurut Bobby Nasution, setiap orang dari luar yang datang ke Medan lewat Pelabuhan Belawan akan menjalani rapid antigen meski ada surat dari kota asal. 

"Kalau hasilnya reaktif kita siapkan (swab) PCR, mudah-mudahan kita bisa bawa lab yang mobile. Kalau positif langsung kita rujuk ke rumah sakit, itu hulunya harus kita tracing di awal. Jangan hanya anak-anak saja yang kita batasi, nggak boleh, harus dari hulu kita buat kegiatan," jelasnya. 

Sementara itu, anggota Satgas COVID-19 Sumut, dr Inke Lubis  menjelaskan, Medan menjadi kota dengan penyebaran COVID-19 pada anak tertinggi di Sumut.

"Tapi memang untuk Medan dan Deli Serdang tinggi sekali kasus anak. Jumlah dalam 6 bulan terakhir itu hampir 2.000. Jadi kita sampai hari ini dari sejak pandemi sudah ada 3.891 kasus (anak)," kata dr Inke. 

Menurut Inke, peningkatan signifikan terjadi dari bulan April 2021. Angkanya, mencapai 3 kali lipat dari yang dilaporkan setiap pekannya. 

Selain itu, kata Inke, usia anak tingkat sekolah dasar menjadi kelompok yang paling banyak terpapar covid-19. Dari datanya, hingga saat ini sudah tercatat 14 anak-anak meninggal karena terpapar virus corona. 

"Kita yang sudah tercatat hingga hari ini 14 anak, terutama diusia muda. Memang adanya penyakit penyerta misalnya penyakit jantung," ujar Inke.