MEDAN - Wali Kota Medan, Bobby Nasution optimistis bisa menyelenggarakan pembelajaran tatap muka Juli mendatang meskipun kasus COVID-19 meningkat.
Bobby beralasan, tatap muka ini dilakukan lantaran melihat perkembangan psikologis anak. Sementara berdasarkan data, tercatat jumlah pasien positif COVID-19 di Medan sebanyak 17.384 orang.
"Tadi saya tanya di dalam kenal nggak sama teman didepannya, kanan kiri nya, jawabnya kenal tapi tidak bertemu secara langsung. Pernah ketemu hanya sekali dua kali," kata Bobby Nasution, Senin 21 Juni saat meninjau pelaksanaan simulasi di SMP Negeri 1 Medan.
Menantu Presiden Jokowi ini mengatakan penyelesaian permasalahan pendidikan anak bukan hanya materi pembelajaran. Tapi bagaimana mengembangkan cara anak berkomunikasi, bersosialisasi yang menurut Bobby Nasution juga penting.
"Materi yang disampaikan perlu, tapi komunikasi, sosialisasi anak ini tentunya sangat penting. Karena beda kita di rumah bersosialisasi dengan keluarga, sosialisasi dengan teman sebaya itu pasti beda, ini yang agak kehilangan dari anak-anak kita karena mengikuti pelajaran secara daring," ujarnya.
Bobby Nasution menegaskan, pihaknya tidak akan mengorbankan kesehatan demi melaksanakan pembelajaran tatap muka. Baginya, pemutusan penyebaran COVID-19 dengan pendidikan sama pentingnya.
"Itu tak bisa dipisahkan, makanya saya bilang jangan kita pilih A, B ditinggal. Kejenuhan itu ataupun masalah sosialisasi komunikasi penting tapi bukan mengorbankan pandemi COVID-19, tidak," jelasnya.
Karena itu, kata Bobby Nasution menegaskan pihaknya tidak memaksa orangtua untuk meminta anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.
"Maka saya bilang, ini pilihan bagi orang tua yang hari ini sudah setahun lebih membimbing langsung anaknya di rumah, melihat. Kira-kira anaknya ini secara psikologis, sosialisasi, komunikasi ke temannya seperti apa. Apakah perlu sekolah tatap muka. Tak ada paksaan dari pemerintah kepada orang tua untuk menyuruh anaknya sekolah tatap muka," papar Bobby Nasution.
"Tidak ada yang dikorbankan, harus milih dia pintar bersosialisasi terus kena COVID, tidak seperti itu. Makanya kita batasi 2 jam per hari, seminggu 2 kali," sambungnya.
BACA JUGA:
Bobby Nasution mengatakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka tidak sebagai ajang coba-coba. Begitu juga dengan pelaksanaan simulasi ini.
"Hal seperti ini kita bukan coba-coba, simulasi ini bukan coba-coba. Tapi sudah mengikuti kajian kenapa 2 jam, kenapa seminggu 2 kali, ini yang perlu simulasi, bukan kalau menyebar kita tutup lagi, bahkan seperti itu," ujar suami Kahiyang Ayu ini.