Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) memaparkan, sebanyak 486 orang dinyatakan sebagai kasus positif baru pada penambahan kasus sementara per Selasa, 19 Mei. Total akumulatif, kasus positif mencapai 18.496 orang.

Penambahan jumlah kasus konfirmasi positif merupakan hasil pemeriksaan spesimen dengan metode cairan liur (swab) menggunakan mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) dan tes molekuler cepat (TCM). Sekitar 202.936 spesimen sudah diperiksa dari 147.799 orang.

Dari pemeriksaan itu pula, didapat hasil negatif atau kasus sembuh sebanyak 4.467 orang. Angka tersebut merupakan jumlah keseluruhan dengan penambahan per Selasa, 19 Mei, sebanyak 143 pasien. Kemudian, berdasarkan data, kasus meninggal akibat COVID-19 bertambah 30 kasus. Sehingga, sudah 1.221 pasein yang gugur akibat terjangkit COVID-19.

Serupa, untuk kasus orang dalam pemantauan (ODP) jumlahnya mencapai 45.300 orang. Sedangkan, untuk pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 11.891 orang.

Meski penyebaran masih marak terjadi dengan indikator jumlah kasus positif yang terus bertambah, bukan berarti masyarakat tidak produktif. Tetapi, masyarakat tetap harus menghasilkan namun dengan cara yang berbeda.

"Kita harus tetap produktif tetapi dengan mengedepankan prinsip-prinsip agar kita tetap aman dari COVID-19 artinya produktif dan aman dari COVID-19," ucap Yuri di Graha BNPB, Selasa, 19 Mei.

Masyarakat harus merubah perilaku untuk tetap produktif tetapi mengedepankan dan menerapkan hidup sehat sesuai anjuran pemerintah sebagi langkah pencegahan COVID-19. Semisal memggunakan masker ketika beraktivitas dan rajin mencuci tangan. Hal ini disebut sebagai cara menjalani hidup ketika berada di masa pandemi penyakit seperti saat ini.

"Kita bisa bekerja, bisa produktif, bisa menghasilkan sesuatu bisa berkarya tetapi barunya adalah kita aman dari tertular COVID-19 ini yang kita sebut sebagai normal yang baru dalam situasi sekarang," pungkas Yuri.