Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto memaparkan, perkembangan kasus per Sabtu, 16 Mei pukul 12.00 WIB. Terjadi penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 529 pasien hari ini. Total kasus positif menjadi 17.025 orang. 

Meski begitu, ada kabar baik yang diterima. Jumlah kasus sembuh kian mengungguli kasus meninggal. Ada penambahan sebanyak 108 pasien sembuh, sehingga total menjadi 3.911 pasien. Sementara, pasien meninggal bertambah 13 orang, sehingga menjadi 1.089 pasien.

Dalam hal ini, ada faktor penyakit penyerta yang memperburuk kondisi pasien meninggal dunia yakni komorbiditas hipertensi, diabetes, jantung dan penyakit paru-paru.

Kemudian, penambahan jumlah juga terjadi pada data pasien dalam pengawasan (PDP) dengan total keseluruhan mencapai 35.069 orang. Sedangkan, kasus orang dalam pemantauan (ODP) bertambah menjadi 269.449. 

Lebih lanjut, pemerintah telah melakukan uji spesimen cairan liur (swab) atau Polymerase Chain Reaction (PCR) dan tes molekuler cepat (TCM) sebanyak 182.818 kali pemeriksaan. Jumlah kasus yang diperiksa sebanyak 135.726 orang. Jumlah laboratorium pemeriksaan RT-PCR mencapai 61 laboratorium dan TCM 10 laboratorium.

Yuri menyebut maskyarakat harus bisa membiasakan beradptasi dengan pola hidup yang baru, yang saat ini sedang dilakukan di masa pandemi COVID-19. pola hidup baru ini mengharuskan masyarakat menjalani protokol pencegahan COVID-19 sampai waktu yang belum bisa ditentukan,

"Yang harus kita lakukan sekarang adalah betul-betul menjaga jarak dengan physical distancing, menggunakan masker, mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir, serta membatasi perjalanan," kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu, 16 Mei.

Jika masyarakat tidak bisa beradaptasi dengan pola kehidupan seperti ini, Yuri pesimis masih banyak warga yang bisa mempertahankan hidupnya, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi. 

 

Sebab, kata dia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa pandemi virus corona tak akan hilang dalam waktu singkat, bagaimanapun cara pencegahannya. Apalagi, saat ini belum ada pihak manapun yang berhasil menemukan vaksin dari penyakit ini.

Oleh karenanya, pemerintah akan membuka kembali pergerakan sektor usaha demi membangkitkan roda perekonomian. Namun, seluruh pihak tetap harus menjalankan protokol pencegahan COVID-19.

"Pola hidup yang baru ini memegang teguh dan menjalankan secara disiplin semua protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. ini pilihan kita kalau ingin selamat, kita ingin survive, dari kondisi yang melanda muka bumi saat ini," tutup Yuri.