Libur Panjang Karena COVID-19, Pekerja di Moskow Tetap Digaji
Lapangan Merah di Moskow, Rusia. (Wikimedia Commons/Adam Baker)

Bagikan:

JAKARTA - Kota Moskow, Rusia memutuskan untuk meliburkan para pekerja di kota tersebut, guna meredam penyebaran infeksi COVID-19. Tak cuma itu, para karyawan ini juga tetap mendapat gaji. 

Langkah ini seiring dengan kebijakan yang diumumkan Walikota Moskow Sergey Sobyanin pada Sabtu 12 Juni lalu. Ditetapkan dalam bentuk dekrit yang ditandatangani langsung oleh Sobyanin, kebijakan ini berlaku untuk seluruh karyawan pada bidang non-esensial.

"Untuk menghentikan tingkat insiden yang meningkat dan menyelamatkan nyawa orang, hari ini saya menandatangani dekrit yang menetapkan hari tidak bekerja dari 15 Juni hingga 19 Juni 2021, dengan pelestarian upah bagi pekerja. Jadi, akhir pekan panjang di Moskow akan berlangsung 9 hari, dari 12 Juni hingga 20 Juni 2021," tulis Sobyanin dalam blognya Sabtu lalu, seperti melansir TASS.

Sobyanin menerangkan, keputusan ini berlaku untuk perusahaan dan organisasi dari semua bentuk kepemilikan, yang biasanya tidak bekerja pada akhir pekan (Minggu). 

"Tetapi tentu saja tidak berlaku untuk organisasi yang sangat penting untuk memastikan berfungsinya infrastruktur perkotaan, serta perusahaan pertahanan, Rosatom, Roscosmos dan beberapa industri strategis lainnya sesuai dengan keputusan Presiden Rusia No. 316 mulai 11 Mei 2020," terang Sobyanin.

Dikatakan olehnya, langkah ini dinilai ahli epidemiologi penting untuk mengurangi laju penyebaran virus corona, seiring dengan melonjaknya kasus infeksi di Moskow.  

"Selama seminggu terakhir, situasi penyebaran virus corona memburuk tajam. Jumlah kasus COVID-19 yang baru didiagnosis melonjak ke nilai puncak tahun lalu," teranya.

Saat kebijakan ini diumumkan, Moskow mencatat kasus infeksi harian COVID-19 sebanyak 6.701 kasus, 1.657 orang dirawat di rumah sakit dan 67 pasien meninggal. Semuanya menderita pneumonia dan hasil tes positif COVID-19.

Selain itu, seperti melansir The Moscow Times, Sobyanin juga meminta pengusaha untuk mempekerjakan 30 persen karyawannya dari rumah, terutama yang belum menerima vaksinasi COVID-19, setelah penutupan selama seminggu.