COVID-19 DKI Melonjak, PSI: Anies Baswedan Sibuk Urusi Road Bike dan Safari Politik
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Foto: Instagram @aniesbaswedan)

Bagikan:

JAKARTA - DKI Jakarta tengah menghadapi lonjakan kasus COVID-19 setelah libur lebaran. Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Idris Ahmad mengkritik sikap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tak fokus menangani pandemi.

Idris menganggap, Anies seolah-olah angkat tangan dalam merumuskan pengetatan kebijakan mobilitas dan terlalu mengurusi hal lain seperti penyediaan jalur khusus road bike hingga safari politik jelang 2024

“Jakarta gagal mengantisipasi kenaikan kasus. Di saat kasus covid-19 meledak Gubernur Anies malah kehilangan fokus dan lebih sibuk dengan roadbike serta safari politik,” kata Idris dalam keterangannya, Rabu, 16 Juni.

Padahal, menurut Idris, Anies mestinya fokus menegakkan aturan PPKM Mikro sehingga tidak terjadi kerumunan ataupun klaster-klaster baik di pemukiman maupun perkantoran.

Selain itu, pelaksanaan micro lockdown di RT yang masuk zona merah juga kerap diabaikan karena minimnya pengawasan. "Percuma membuat aturan kalau tidak diawasi. Tidak cukup hanya pasrah menyerahkan ke warga,” ungkap dia

Karenanya, Idris meminta Anies membatalkan sejumlah agenda safari luar kota dan fokus melakukan pembenahan agar lonjakan kasus COVID-19 dapat ditekan. 

“Jangan sampai Gubernur Anies terus kehilangan fokus dan angka lonjakan semakin tidak terkendali,” kata dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut saat ini DKI berpotensi menghadapi fase genting COVID-19. Lonjakan kasus aktif yang naik signifikan dalam beberapa pekan terakhir membuat seluruh pihak harus lebih waspada mencegah Ibu Kota masuk ke fase genting pascalibur Hari Raya Idulfitri.

Berdasarkan pengalaman pada tahun lalu, jika Jakarta masuk fase genting, maka Pemprov DKI harus menarik rem darurat yang akan berdampak pada perekonomian.

"Ibu Kota kini dalam kondisi yang memerlukan perhatian ekstra. Bila kondisi sekarang tak terkendali, kita akan masuk fase genting, dan jika fase itu terjadi, maka kita harus ambil langkah drastis seperti yang pernah dialami bulan September dan Februari tahun lalu. Kita inginkan peristiwa itu tak berulang," kata Anies.

Kasus COVID-19 DKI pada minggu ini naik 7.132 dari akumulasi kasus minggu lalu. Ada juga peningkatan keterisian pasien COVID-19. Per tanggal 14 Mei 2021, keterisian tempat tidur pasien atau bed occupation ratio (BOR) khusus COVID-19 naik signifikan.

Kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.341 terisi 5.752 atau sudah menyentuh 78 persen dan ICU sebesar 1.086 terisi 773 atau 71 persen. Padahal, per tanggal 31 Mei 2021 kapasitas tempat tidur isolasi di Jakarta masih sebesar 33 persen dan ICU sebesar 36 persen.