Varian Delta Asal India Ada di Kudus, Dua Kali Lipat Lebih Parah dari COVID-19 Jenis Lain
Ilustrasi (Foto: Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Varian Delta COVID-19 asal India dilaporkan terdeteksi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Kudus menjadi salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terdeteksi sebagai zona merah penyebaran virus Corona.

Selain Kudus, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut corona varian Delta atau B1617.2 dari India kini juga mendominasi di DKI Jakarta, Bangkalan-Jawa Timur.

Varian Delta menurut studi bersifat mudah menular dan bisa menimbulkan angka kesakitan yang lebih besar dibanding varian lain.

Dalam penelitian terbaru yang dipublikasi di jurnal The Lancet, peneliti dari Skotlandia melihat orang yang terinfeksi varian Delta lebih mungkin dirawat di rumah sakit (RS). 

Hal ini diketahui setelah peneliti melihat data 19.543 kasus COVID-19 di Skotlandia yang 377 di antaranya dirawat di RS.

Peneliti menemukan dari 19.543 kasus positif, sebanyak 7.723 kasus spesifiknya disebabkan oleh Corona varian Delta. Sebanyak 134 orang yang terinfeksi varian Delta membutuhkan perawatan.

Ahli kesehatan publik Profesor Chris Robertson dari University of Strathclyde mengatakan, varian Delta bisa memiliki risiko menyebabkan hospitalisasi sampai dua kali lipat.

Vaksin yang tersedia saat ini masih disarankan peneliti untuk mengurangi ancaman gejala parah dari varian Delta.

"Bila Anda positif, dua dosis atau satu dosis vaksin selama 28 hari terakhir dapat mengurangi risiko Anda dirawat sampai 70 persen," kata Chris seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 15 Juni.

 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, bahwa ledakan COVID-19 di Kudus dipengaruhi oleh varian Corona India B1617.2 atau varian delta.

Menurut Menkes, penularan varian baru tersebut disebabkan oleh banyaknya pekerja migran Indonesia yang pulang dan juga aktivitas di kawasan pelabuhan laut.

"Penyebabnya karena kemarin pada saat liburan, rakyat kita mungkin sebagian besar sudah euforia karena sudah mulai vaksinasi. Yang kedua juga masuknya strain baru yang penularannya cepat sekali, sehingga kita mulai melihat ada kenaikan (kasus) yang signifikan di beberapa daerah, khususnya Jawa Tengah," ujar Menkes Budi dalam pemaparannya, Minggu, 13 Juni.

"Dan memang sudah terkonfirmasi itu adalah varian baru yang kita amati masuknya banyak dari pekerja migran di Indonesia, juga ada banyaknya melalui pelabuhan-pelabuhan laut. Pelabuhan udara biasanya sudah kita jaga dengan baik," lanjutnya.

Penyebabnya, dikatakan Menkes Budi, banyak pekerja di Indonesia yang melakukan pengangkutan barang dari yang datang dari India. Sehingga varian dari India memang lebih berisiko masuk ke Indonesia.

"Tapi pelabuhan laut karena banyak di Indonesia angkut barang dan banyak juga datangnya dari India, sehingga masuk dari sana. Varian-varian baru itu sudah kita teliti. Hasilnya baru keluar sekitar 2 hari yang lalu, bahwa memang yang di area Kudus adalah varian baru yang datang dari India," pungkas Menkes Budi.