Bagikan:

JAKARTA -  Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo membuka wacana kembali menerapkan sistem ganjil-genap di sejumlah ruas jalan Ibu Kota.

Namun, Direktur Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menganggap ganjil-genap belum tepat diterapkan. Sebab, saat ini pandemi COVID-19 masih belum terkendali dan belum semua masyarakat telah menerima vaksinasi COVID-19.

"Akan lebih lebih baik penerapan gage ditunda dulu. Kecuali bila semua lapisan masyarakat sudah mendapatkan vaksin, rekayasa gage dapat diterapkan lagi," kata Deddy dalam keterangannya, Jumat, 4 Juni.

Menurut Deddy, jika ganjil-genap (gage) saat ini kembali berlaku, akan terjadi penumpukan di angkutan umum seperti KRL, MRT, dan LRT. Hal ini berpotensi meningkatkan penyebaran COVID-19.

"Pengalaman pertengahan tahun 2020 lalu ketika gage diberlakukan, KRL menumpuk. Akibatnya, angka kenaikan suspek COVID-19 meningkat pula," ucap Deddy.

Sampai saat ini, kapasitas angkutan umum massal masih dibatasi 50 persen dari kapasitas normal. Sehingga, jumlah penumpang dan daya angkut menjadi tidak seimbang apabila gage diberlakukan.

Lagipula, jumlah pekerja informal justru pekerja lebih banyak daripada jumlah pekerja formal. WFH hanya untuk pekerja formal, sementara pekerja informal harus bekerja di lapangan.

"Yang terpenting, kita berhasil menekan sebaran virus di sektor transportasi dan seiring linier roda perekonomian terus melaju," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo menyebut rencana ganjil-genap akan dibuat secara bertahap dan lebih longgar dari sebelumnya. Sebelum pandemi, Pemprov DKI memberlakukan ganjil-genap di 25 ruas jalan.

"Kita masuk dengan usulan pelonggaran dari sisi penerapan ganjil-genap, tetapi secara bertahap," kata Syafrin kepada wartawan, Rabu, 2 Juni.

Syafrin mengaku pihaknya akan mengidentifikasi jalan mana yang menjadi destinasi terbanyak pelaku perjalanan secara utuh, serta memiliki sarana transportasi umum yang lengkap.

"Bisa kita identifikasi ganjil-genap di mana di sana akan kami lakukan penguatan untuk layanan angkutan umumnya. Apakah layanan Transjakarta, KRL, MRT, LRT, dan angkutan umum lainnya," ujar Syafrin.

Dengan adanya penerapan ganjil-genap, Syafrin mengaku akan ada peningkatan jumlah pengguna kendaraan umum. Oleh sebab itu, Pemprov DKI akan menambah kapasitas angkut pada LRT, Transjakarta, dan MRT. Sehingga, penumpang yang beralih dari kendaraan pribadi dapat terfasilitasi.

Namun, rencana penerapan ganjil-genap juga mempertimbangkan perkembangan kasus COVID-19 di Jakarta. 

“Kita lihat dulu bagaimana tren kasus positif di Jakarta, bahkan di Jabodetabek secara utuh. Kemudian kita masuk dalam usulan pelonggaran dari sisi penerapan ganjil genap,” jelas Syafrin.