JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo membuka wacana kembali menerapkan sistem ganjil-genap di sejumlah ruas jalan Ibu Kota.
Namun, kata Syafrin, rencana ganjil-genap akan dibuat secara bertahap dan lebih longgar dari sebelumnya. Sebelum pandemi, Pemprov DKI memberlakukan ganjil-genap di 25 ruas jalan.
"Kita masuk dengan usulan pelonggaran dari sisi penerapan ganjil-genap, tetapi secara bertahap," kata Syafrin kepada wartawan, Rabu, 2 Juni.
Syafrin mengaku pihaknya akan mengidentifikasi jalan mana yang menjadi destinasi terbanyak pelaku perjalanan secara utuh, serta memiliki sarana transportasi umum yang lengkap.
"Bisa kita identifikasi ganjil-genap di mana di sana akan kami lakukan penguatan untuk layanan angkutan umumnya. Apakah layanan Transjakarta, KRL, MRT, LRT, dan angkutan umum lainnya," ujar Syafrin.
BACA JUGA:
Dengan adanya penerapan ganjil-genap, Syafrin mengaku akan ada peningkatan jumlah pengguna kendaraan umum. Oleh sebab itu, Pemprov DKI akan menambah kapasitas angkut pada LRT, Transjakarta, dan MRT. Sehingga, penumpang yang beralih dari kendaraan pribadi dapat terfasilitasi.
Namun, rencana penerapan ganjil-genap juga mempertimbangkan perkembangan kasus COVID-19 di Jakarta.
“Kita lihat dulu bagaimana tren kasus positif di Jakarta, bahkan di Jabodetabek secara utuh. Kemudian kita masuk dalam usulan pelonggaran dari sisi penerapan ganjil genap,” jelas Syafrin.
Berdasarkan data yang dihimpun per 31 Mei 2021, terjadi peningkatan volume lalu lintas sebesar 3,97 persen. Adapun peningkatan tertinggi berada di kawasan Bundaran Senayan sebesar 9,55 persen dari periode PSBB transisi pada awal tahun.
Sementara dari sisi volume lalu lintas pesepeda jika dibandingkan pada masa ppkm mikro dengan PSBB transisis sebelumnya, terjadi penurunan jumlah pesepeda sebesar 11,03 persen.