Rekayasa Gage di Jalur LRT Jabodebek, Pemprov DKI Tunggu Hasil Akhir Kajian
LRT Jabodebek (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut akan mengkaji usulan penerapan ganjil genap pada ruas jalan di sepanjang perlintasan LRT Jabodebek khusus wilayah DKI Jakarta.

Namun, Syafrin mengaku kajian baru akan dilakukan ketika LRT Jabodebek beroperasi secara komersial. Saat ini, LRT Jabodebek masih beroperasi secara terbatas dengan tarif promo.

"Saat ini tarif LRT Jabodebek masih tarif promo Rp5 ribu. Tentu jika kita lakukan analisis traffic, tentu kurang ideal. Sehingga, kita menunggu kapan tarif komersial mulai berlaku," kata Syafrin kepada wartawan, Selasa, 26 September.

Saat pemerintah telah mengoperasikan LRT Jabodebek secara komersial, Dishub DKI baru akan bisa menganalisa kinerja lalu lintas pada ruas jalan yang dilintasi oleh LRT Jabodebek untuk mengetahui urgensi pengaturan ganjil genap tersebut.

"Baru pada saat itu, kami akan melakukan analisis traffic dan melihat kerja jaringan di lintasan yang paralel dengan LRT Jabodebek," tutur Syafrin.

Di sisi lain, Pemprov DKI juga telah memfasilitasi integrasi LRT Jabodebek dengan halte-halte Transjakarta. Sehingga, hal ini memudahkan masyarakat yang menggunakan LRT untuk meneruskan perjalanan dengan berpindah moda transportasi publik.

"Di 12 stasiun di wilayah DKI Jakarta seluruhnya sudah diintegrasikan dengan layanan Transjakarta, apakah itu menggunakan BRT (bus rapid transit), kemudian juga Minitrans ataupun Microtrans," urainya.

Sebelumnya, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta M. Taufik Zoelkifli meminta Pemprov DKI Jakarta menambah ruas jalan yang masuk dalam kebijakan ganjil-genap di sepanjang lintasan LRT Jabodebek. Penambahan ini, menurut Taufik, juga perlu dilengkapi dengan cakupan rute transportasi umum yang memadai.

"Saya mengusulkan tentang ganjil genap. Selain itu, juga menyusun rute-ruta Transjakarta dan angkot JakLingko (Mikrotrans) di sepanjang rute LRT Jabodebek," kata Taufik pada Kamis, 21 September.

Taufik memandang, usulan ganjil genap pada ruas jalan lintasan LRT Jabodebek ini perlu diterapkan demi mengurangi kepadatan lalu lintas di Ibu Kota. Sekaligus, bisa membuat masyarakat berpindah moda dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.

"Saya kemarin di rapat sudah bicara ke Kepala Dinas Perhubungan bahwa perlu penyesuaian atau rekayasa lalu lintas kembali setelah LRT Jabedebek beroperasi ini supaya optimal mengurangi kemacetan," urai dia.

Taufik menjelaskan, Dinas Perhubungan telah menampung usulan ini dan akan mengkaji efektivitas lalu lintas jika ganjil genap di lintasan LRT Jabodebek diberlakukan.

"Ini tergantung dari kajian Dishub. Kita berharap akan dilaporkan segera oleh Dishub," tutur Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI tersebut.

LRT Jabodebek yang kini telah beroperasi memiliki 18 stasiun yang menghubungkan wilayah Jakarta, Depok, dan Bekasi. Di wilayah Jakarta, rute LRT Jabodebek melewati sejumlah stasiun, yakni Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, dan Halim.