Kelompok Teroris JAD di Merauke Pendatang, Terpapar Setelah Menetap
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono (Foto: Humas PolriI

Bagikan:

JAKARTA - Polri menegaskan anggota kelompok teroris yang ditangkap di Merauke merupakan para pendatang. Tapi mereka terpengaruh paham-paham radikal setelah menetap.

"Mereka sekali lagi sudah lama tinggal di Merauke, mendapat pemahaman pemahaman radikal seperti ini ketika mereka di Merauke," ucap Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono kepada wartawan, Kamis, 3 Juni.

Bahkan, dari hasil pemeriksaan penyidik Densus 88 Antiteror, para terduga teroris ini juga sempat membangun atau membesarkan kelompoknya.

Kemungkinan besar, kelompok ini sudah merektrut orang-orang yang tinggal di sekitar Merauke untuk bergabung ke kelompoknya.

"Mereka membangun kelompok-kelompok ini ketika mereka berada di Marauke, prosesnya seperti itu," kata Rusdi.

Di sisi lain, penangkapan terhadap para terduga teroris ini berdasarkan hasil pengembangan dari Makassar yang mengarah ke kota-kota lainnya. Bahkan, sebelum ke Merauke, Densus 88 Antiteror menangkap kelompok terduga teroris di Kalimantan Timur.

"Di Kalimantan Timur, di sana ditangkap salah satu kelompok dari JAD, kemudian dari Kalimantan Timur bergerak ke Papua, Merauke," tandas Rusdi.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror terus melakukan pengungkapan dan penangkapan sejumlah terduga sel jaringan terorisme di Merauke, Papua, terus bertambah menjadi_13 orang

Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji mengakui, jumlah teroris yang ditangkap saat ini 13 orang, dan kemungkinan masih bertambah.

Selain menangkap 13 orang teroris, Densus 88 juga mengamankan berbagai barang bukti.

"Untuk sementara yang bisa saya sampaikan itu saja karena masih terus dilakukan penyelidikan, " kata Untung.

Dari 13 teroris yang diamankan, baru 11 orang yang identitasnya terungkap, yakni AK, SB, ZR, UAT, DS, SD, SR, YK dan SW serta pasangan suami istri AP dan IK.