JAKARTA - Polri menyebut 10 terduga teroris yang ditangkap di Merauke, Papua merupakan para pendatang yang sudah menetap lama. Dari pemeriksaan mereka berbaiat kepada ISIS.
"Tentunya dari 10 orang itu yang kalau dilihat dari nama-namanya orang dari Jawa dan dari Sulawesi yang sudah tinggal lama di sana di Merauke," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono kepada wartawan, Senin, 31 Mei.
Selain itu, para terduga teroris ini sudah memiliki rencana untuk menyerang aparat kepolisian. Mereka juga menyasar gereja-gereja.
"Yang bersangkutan juga sudah lakukan sumpah setia atau baiat ke ISIS. Yang bersangkutan itu merencanakan aksi teror di gereja di Merauke, Polres Merauke dan Satlantas Merauke. Sasarannya itu," kata Argo.
Argo juga merinci beberapa alat bukti yang disita dari para terduga teroris. Mereka kedapatan memiliki senapan angin hingga cairan kimia.
"Jadi ada beberapa barang bukti yang ditenukan di sana seperti senapan angin, senjata tajam, dan juga ada peralatan panah. Kemudian juga ada beberapa cairan yang masih dalam penadalaman yang kita temukan di sana," ungkap Argo
BACA JUGA:
"Masih kita dalami apakah cairan itu, apa isinya, cairan maupun ada beberapa peralatan lain bahan kimia yang ada di sana yang ditemukan," sambung Argo.
Diberitakan sebelumnya, Densus 88 Antiteror menangkap 10 teroris di Merauke. Mereka yakni AK, SB, ZR, UAT, DS, SD, WS, YK, AP, dan IK. Dan dari 10 orang ada pasangan suami istri yakni AP dan IK (perempuan).
Berdasarkan pemeriksaan, mereka berkaitan dengan aksi bom bunuh diri di gereja Katedral Makassar.