JAKARTA - Halaman blog milik mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ditutup secara permanen, kurang dari sebulan sejak diluncurkan karena larangan yang dikenakan terhadap Trump oleh sejumlah media sosial.
Blog tersebut diluncurkan sesuai saran dari tim penasihat pribadinya, untuk meluncurkan platform media sosial baru, seiring dengan pelarangan terhadap aktivitas dunia maya Donald Trump oleh beberapa media sosial kenamaan.
Jason Miller, seorang ajudan senior Donald Trump, mengatakan kepada CNBC, halaman tersebut 'tidak akan kembali'. Miller pun telah mengonfirmasi jika halam blog tersebut telah dihapus.
"Halaman itu telah dihapus. Itu hanya tambahan untuk upaya yang lebih luas yang kami miliki dan kerjakan," kata Miller seperti melansir CNN, Kamis 3 Juni.
Mereka yang mencoba mengunjungi halaman tersebut sekarang, akan disambut dengan formulir web yang meminta informasi kontak mereka untuk menerima pembaruan melalui email atau pesan teks.
Diketahui, Fox News yang pertama kali melaporkan bahwa Trump telah memulai blog tersebut, menjulukinya sebagai 'platform komunikasi baru'.
Namun akhir bulan lalu, Trump membantah framing Fox dalam sebuah pernyataan.
"Ini dimaksudkan sebagai cara sementara untuk menyampaikan pemikiran dan ide saya kepada publik tanpa memutar berita palsu, tetapi situs web ini bukan platform," terang Trump kala itu.
Blog yang disebut sebagai fitur 'Dari Meja Donald J. Trump' tersebut diluncurkan 4 Mei lalu di situs pribadi Trump, beberapa bulan setelah mantan Presiden itu dilarang dari Facebook dan Twitter.
Pada saat itu, halaman itu disebut sebagai platform di mana Trump dapat berbicara langsung kepada para pendukungnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, melansir CNBC, Facebook dan Twitter melarang Trump membuat aktivitas unggahan di platform mereka, setelah kerusuhan di Capitol Hill, Washington D.C jelang pengesahan hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 6 Januari lalu.
Trump, yang tidak pernah menyerah kepada Presiden Joe Biden, berulang kali dan secara salah mengklaim di media sosial setelah pemilihan 3 November, bahwa persaingan telah dicuri darinya oleh penipuan yang meluas.
Kendati demikian, Trump dan sekutunya telah lama menuduh raksasa media sosial dinodai oleh bias politik dan cenderung menyensor kaum konservatif.