Bagikan:

JAKARTA - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump meluncurkan sebuah ruang di situs pribadinya, tempat ia menuliskan pesan yang dapat dibagikan kepada orang lain di Twitter dan Facebook, dua sosial media di mana Trump dilarang 'beraktivitas' di dalamnya.

Langkah tersebut diambil sehari sebelum keputusan dari dewan pengawas Facebook Inc, terkait penangguhan tanpa batas terhadap Trump di platform tersebut. Trump sendiri diketahui dilarang mengakses berbagai platform media sosial, setelah pendukungnya menyerbu Capitol Hill, Washington D.C pada 6 Januari lalu.

Penasihat senior Donald Trump, Jason Miller dalam sebuah unggahnnya di Twitter mengatakan, kumpulan postingan ini bukanlah platform media sosial yang direncanakan Trump untuk diluncurkan. 

"Kami akan mendapatkan informasi tambahan tentang hal itu dalam waktu dekat," Miller. 

Fitur yang pertama kali dilaporkan oleh Fox News sebagai 'Dari Meja Donald J. Trump' dan berisi postingan dari Trump yang bisa dibagikan dan disukai. Sebuah sumber yang mengetahui hal ini mengatakan, fitur itu dibangun oleh Campaign Nucleus, perusahaan layanan digital yang dibuat oleh mantan manajer kampanye Trump, Brad Parscale.

Untuk diketahui, Twitter Inc dan Facebook sama-sama telah menghapus konten yang di-posting dari akun lain, yang mereka katakan berusaha menghindari larangan mereka terhadap Trump.

Seorang juru bicara Twitter mengatakan, berbagi konten dari situs web akan diizinkan selama materi tersebut tidak melanggar aturan Twitter. Tetapi, upaya untuk menghindari penangguhan tidak akan diizinkan, misalnya meniru akun yang ditangguhkan untuk mencoba menggantinya.

Sementara, Facebook tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang bagaimana mereka akan memperlakukan posting yang dibagikan dari ruang baru.

Untuk diketahui, Twitter merupakan media sosial yang sering digunakan oleh Donald Trump yang memiliki 88 juta pengikut Twitter mengeluarkan larangan permanen terhadap Trump, termasuk jika Trump akan mencalonkan diri lagi dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat. Sementara, YouTube Alphabet Inc., mengatakan akan memulihkan saluran Trump ketika memutuskan risiko kekerasan telah berkurang.