Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebut pihaknya membuat penilaian pengendalian kasus COVID-19 kepada tiap provinsi di Indonesia. 

Nilai kualitas pegendalian pandemi berkisar antara nilai A yakni paling baik hingga nilai E dengan penilaian paling buruk.

"Dalam pengendalian kasus pandemi, kita buat secara matriks dan level kapasitas. Level capacity ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhdap kualitas pelayanan pandemi," kata Dante dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Kamis, 27 Mei.

Penilaian level laju penularan ini dibuat dengan indikator jumlah kasus, adanya kasus impor, kemunculan klaster kasus, hingga transmisi kasus dalam skala komunitas.

Kemudian, penilaian ini dipadukan dengan level kapasitas respons pemerintah provinsi dalam penanganan kasus, yakni testing, tracing, dan treatment.

Hasilnya, DKI Jakarta satu-satunya provinsi yang mendapat nilai E dalam penanganan pandemi.

"Kami melihat masih banyak yang masih dalam kondisi kendali, kecuali jakarta. Jakarta ini kapasitasnya E, karena BOR (keterisian tempat tidur) sudah mulai meningkat dan kasus tracing-nya tidak terlalu baik," ungkap Dante.

Sementara, semua provinsi di pulau Kalimantan bernilai D, semua provinsi di Sulawesi bernilai C, di Pulau Jawa kecuali Jakarta bernilai D, hampir semua provinsi di Pulau Sumatera Bernilai D, Bali bernilai D, NTB bernilai D, NTT bernilai C, Maluku dan Maluku Utara bernilai C, Papua Barat bernilai D, serta Papua bernilai C.

"Berdasarkan atas rekomendasi yang kami buat matrix tadi, ada beberapa daerah yang mengalami masuk kategori D dan kategori E seperti Jakarta. Tapi ada juga yang masih di C, artinya BOR tidak terlalu (terisi) dan pengendalian provinsi masih baik," jelas dia.

Rata-rata, kata Dante, BOR di seluruh provinsi di Indonesia sejauh ini masih punya respon kapasitas yang terbatas. 

"BOR terus dimonitor dengan ketat, kami mengadakan rapat secara kontinyu dengan RS vertikal maupun nonvertikal untuk mendapatkan data-data yang spesifik," pungkas dia.