Bagikan:

JAKARTA - DKI Jakarta jadi satu-satunya provinsi dengan nilai penanganan pandemi dengan rapor merah atau nilai E. Kementerian Kesehatan menilai penanggulangan COVID-19 Ibu Kota paling buruk dari provinsi lain.

Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, kemarin.

"Kami melihat masih banyak yang masih dalam kondisi kendali, kecuali jakarta. Jakarta ini kapasitasnya E, karena BOR (keterisian tempat tidur) sudah mulai meningkat dan kasus tracing-nya tidak terlalu baik," ungkap Dante.

Sementara, semua provinsi di Pulau Kalimantan bernilai D, semua provinsi di Sulawesi bernilai C, di Pulau Jawa kecuali Jakarta bernilai D, hampir semua provinsi di Pulau Sumatera Bernilai D, Bali bernilai D, NTB bernilai D, NTT bernilai C, Maluku dan Maluku Utara bernilai C, Papua Barat bernilai D, serta Papua bernilai C.

"Berdasarkan atas rekomendasi yang kami buat matrix tadi, ada beberapa daerah yang mengalami masuk kategori D dan kategori E seperti Jakarta. Tapi ada juga yang masih di C, artinya BOR tidak terlalu (terisi) dan pengendalian provinsi masih baik," jelas dia.

Adapun indikator penilaian penanganan pandemi tiap provinsi dilihat dari level laju penularan, yakni indikator jumlah kasus, adanya kasus impor, kemunculan klaster kasus, hingga transmisi kasus dalam skala komunitas. 

Kemudian, level laju penularan ini disandingkan dengan level kapasitas respons pemerintah provinsi dalam penanganan kasus, yakni testing, tracing, dan treatment (3T).

Jika mengingat kembali, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pernah berujar bahwa kondisi COVID-19 di Jakarta per tanggal 14 Mei termasuk terkendali.

"Saat ini di Jakarta, kita secara umum situasinya termasuk yang paling rendah. Misalnya (keterisian tempat tidur) di Wisma Atlet itu sekitar 20 persen, kemudian tingkat isolasi kita antara 24-28 persen. Itu artinya termasuk yang rendah selama satu tahun ini," tutur Anies.

Wagub DKI enggan komentar

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria belum mau menanggapi hasil penilaian Kemenkes terkait penanganan pandemi di Ibu Kota diberi nilai E. Riza enggan berkomentar karena belum mengetahui rincian hasil penilaian tersebut.

"Saya belum baca hasilnya. Nanti saya baca dulu, baru saya berpendapat. Sementara, no comment dulu ya," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Mei.

Riza mengaku akan mengecek kembali dasar penilaian Kemenkes memberi rapor "merah" kepada DKI. Namun, Riza tetap menganggap penanganan COVID-19 yang dilakukan Gubernur DKI Anies Baswedan beserta jajarannya sudah cukup baik.

Tanpa menyebutkan data, ia mengklaim angka kesembuhan kasus COVID-19 terus meningkat, angka kematian terus menurun, tenaga kesehatan terus ditambah, kapasitas tempat tidur pasien COVID-19 juga terkendali.

"Kita bersama-sama dengan pemerintah pusat dengan Satgas pusat, dengan Forkopimda, dengan semua jajaran, dengan semua komunitas, dengan pihak swasta, berkolaborasi untuk melawan pandemi COVID-19. Untuk menurunkan dan memutus mata rantai," ungkapnya.