Banyak Peziarah Paksa Masuk TPU Meski Dilarang, Anies Tambah Petugas Keamanan
ILUSTRASI/ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan menambah jumlah petugas keamanan yang berjaga di tempat pemakaman umum (TPU). Sebab banyak warga yang memaksa masuk untuk berziarah dan membuat petugas kewalahan.

"Nanti petugas kita akan diperbanyak," ujar Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 14 Mei.

Anies meminta warga Ibu Kota memahami aturan yang telah dibuat. TPU ditutup untuk ziarah sejak tanggal 12 Hingga 16 Mei 2021 untuk meminimalisasi kerumunan. Anies bilang petugas akan lebih tegas dalam menegakkan aturan tersebut.

"Nanti akan ditegaskan kembali, kawasan ziarah masih ditutup," ungkap Anies.

Anies Baswedan sebelumnya mengumpulkan kepala daerah se-Jabodetabek, dalam rapat koordinasi pengendalian kegiatan selama musim Idulfitri 1442 Hijriah. 

Hasilnya, pemerintah sepakat untuk menutup TPU di Jabodetabek untuk ziarah kubur saat libur lebaran. Meski begitu, prosesi pemakaman jenazah di TPU tetap dapat dilakukan.

Namun, warga tetap memaksa untuk berziarah. Kemarin, sejumlah TPU di Jakarta seperti TPU Tegal Alur, Malaka, hingga TPU Tanah Kusir. Hal ini diakui oleh Kepala Satuan Pelaksanan TPU Tanah Kusir Gunawan

"Saya kan sudah sosialisasi imbauan Pak Gubernur, sudah pasang spanduk, sudah imbau pakai toa, saya garis line di parkiran. Tapi memang ada juga yang datang," kata Gunawan saat dihubungi, Kamis, 13 Mei.

Gunawan mengatakan, masih ada 20 persen peziarah yang memaksa masuk dari kondisi peziarah sebelum bulan Ramadan. Meski telah mengetahui kegiatan ziarah dilarang, para ahli waris menggunakan berbagai alasan untuk tetap berziarah.

"Sebenarnya harus tutup total, tetapi bandel juga ahli warisnya. Banyak alasan. Ada yang bilang waktu meninggal mereka tidak ketemu. Terus udah enggak mudik, masak ziarah enggak boleh, kata mereka. Alasannya macam-macam lah," ujar Gunawan.

Bahkan, petugas penjaga TPU Tanah Kusir sampai kewalahan melarang mereka untuk tidak berziarah. "Pamdal saya juga kewalahan. Mau menegur, juga emosian ahli warisnya. Masalahnya ini memang tradisi dari tahun ke tahun, tetapi tahun ini ditiadakan," tambahnya.