JAKARTA - Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengklaim penyekatan yang tersebar di ratusan titik jalur mudik mampu mengurangi 50 persen pergerakan kendaraan di masa larangan mudik tahun ini.
"Sebenarnya efektivitas penyekatan ini juga baik karena mampu mengurangi 50 persen dari arus yang keluar dari provinsi DKI Jakarta," kata Fadil di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 14 Mei.
Meski begitu, Fadil mengaku masih ada sekitar satu juta kendaraan yang keluar dan masuk Jabodetabek sebelum masa larangan mudik. Hal ini berdasarkan data yang diterima dari Dirlantas Polda Metro Jaya.
Rinciannya, ada sekitar 700 ribu kendaraan yang keluar dan masuk di Gerbang Tol Cikupa dan Cikarang Barat. Lalu, ada 300 ribu penumpang kereta api dan pesawat.
"Ada sekitar satu juta orang berdasarkan perlintasan melalu gerbang tol maupun bandara dan stasiun kereta yang keluar," ujar Fadil.
BACA JUGA:
Belum lagi, ada sekitar 200 ribu masyarakat yang bepergian menggunakan kendaraan roda dua melewati Gunung Waringin menuju Jawa. "Sekitar 100 sampai 200 ribu masyarakat yang tetap nekat untuk pulang," ungkap dia.
Oleh sebab itu, Forkopimda yang terdiri dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, dan Kejaksaan Tinggi DKI memutuskan untuk memberlakukan dua lapis screening (pelapisan) bagi pemudik yang akan pulang ke Jakarta.
Screening pertama dilakukan di akses masuk Jakarta. Petugas akan melakukan screening secara acak bagi kendaraan pribadi yang masuk.
Kemudian, screening lapis kedua berada di skala komunitas. Nantinya, Satgas COVID-19 di tingkat RT dan RW berkoordinasi dengan jajaran camat, lurah, Babinkabtibmas, dan Babinsa untuk melakukan pendataan atas warga yang masuk ke wilayah Jakarta setelah Idulfitri 1442 H.
"Kita mengambil langkah-langkah pencegahan berbasis komunitas untuk mengefektifkan 3T. Mudah-mudahan kondisi COVID-19 terkendali di Jakarta dengan antisipasi dini, bisa kita terus jaga bersama," jelas Fadil.