Bagikan:

JAKARTA - Polda Metro Jaya memutuskan untuk menambah titik penyekatan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Penambahan itu dikarenakan mobilitas masyarakat yang sempat menurun kembali meningkat.

"Sempat terjadi penurunan google basic trafic sudah kita lihat ada penurunan (mobilitas) sampai 50 persen, dan sekarang sudah ada peningkatan kenaikan 30 persen," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Rabu, 14 Juli.

Terlebih, pada skema penyekatan sebelummya banyak masyarakat yang menghindari titik penyekatan melalui jalur tikus. Sehingga, titik penyekatan diperluas.

"Penyekatan sudah kita lakukan, tapi tingkat kesadaran masyarakat masih kurang. Memang betul (wilayah) penyangga-penyanga ini sepi tapi ada upaya dari masyarakat, tau di luar esensial dan kritikal tidak boleh tapi mereka lewat jalan tikus ya," papar Yusri.

"Padahal kecuali ya untuk menyadarkan masyarakat bahwa COVID ini bukan main-main. Caranya cuma 1 kuncinya, kurangi mobilitas atau hentikan mobilitas kalau tidak terlalu penting itulah kunci utama," sambung Yusri.

Selain itu, kesadaran masyarakat atas tingkat penyebaran yang semakin tinggi juga masih rendah. Mereka tetap milih bekerja di kantor walaupun ada aturan yang tak memperbolehkannya.

"Tetapi rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dan pimpinan perusahaan, yang memang tidak harusnya untuk buka masih dia paksakan untuk buka," tandas Yusri.


Sebelumnya, Polda Metro Jaya memutuskan menambah titik penyekatan di seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya. Totalnya, mencapai 100 titik penyekatan.


"100 titik di titik penyekatan ini akan kita lakukan mulai besok pukul 06.00 WIB," ucap Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo.


Ratusan titik penyekatan itu, tersebar di sejumlah ruas jalan. Mulai dari jalan arteri, wilayah perbatasan, hingga ruas tol.


"Untuk di dalam kota ada 19 titik, di Tol ada 15 titik, di batas kota 10 titik, di wilayah penyanggah ada 29 titik, dan ruas jalan Sudirman-Thamrin itu ada 27 titik sehingga total ada 100 titik," jelas Sambodo.