Bagikan:

JAKARTA - Mantan anak buah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Rian Ernest meminta Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) untuk turun tangan menelusuri ratusan PNS DKI yang enggan mengikuti lelang  jabatan pimpinan tinggi (JPT) eselon II.

"Panggil teman-teman PNS yang tidak mau, ada apa ini? Apakah wajar 239 PNS menyerah sebelum bertanding," tegas Rian Ernest lewat kanal Youtub CokroTV dikutip VOI, Rabu, 12 Mei. 

Keenganan PNS DKI ikut lelang jabatan merupakan hal aneh. Logikanya, setiap PNS yang memiliki hati untuk melayani warga DKI dan punya ambisi positif pasti tergerak untuk naik jabatan. 

Dan paling penting, sambung Rian Ernest, begitu naik pangkat dari eselon III ke II tentu diikuti pula kenaikan gaji atau take home pay yang tinggi. Nah, lantas kenapa ratusan PNS DKI justru menolak naik jabatan ini? 

"Jangan-jangan ada kongkalikong dalam penentuan jabatan," tegas Rian Ernest. 

Rian justru membandingkan kasus ini dengan yang terjadi pada zaman Ahok. Meski terkenal tukang marah pada bawahan yang main uang, atau tidak profesional dalam bekerja, toh ratusan PNS DKI justru antusias mengikuti lelang jabatan. 

"Sekarang di saat tata kata Gubernur begitu santun tapi kok PNS  gak ikut seleksi, apakah ini nasib punya TGUPP sampai 70-an orang," sindir Rian Ernest.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumpulkan sejumlah jajaran ASN DKI. Anies marah, 239 pejabat nonadministrator tidak mau mengikuti pendaftaran seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi (JPT) eselon II.

"Beruntung bapak ibu sekalian pakai masker hari ini, tidak terlihat wajahnya. Coba kalau difoto, wajah bapak-ibu terekam sebagai pribadi yang tidak menjalankan instruksi. Saya ingin sampaikan di sini, kita malu sesungguhnya. Malu kenapa ada instruksi tidak dilaksanakan," kata Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin, 10 Mei.