Bagikan:

JAKARTA - Ketua Satuan Tugas (Kasatgas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Harun Al-Rasyid angkat bicara terkait upaya penonaktifan 75 pegawai yang gagal dalam asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). 

Dirinya bahkan menuding Ketua KPK Firli Bahuri bergerak diam-diam untuk menonaktifkan dia dan Novel Baswedan, serta puluhan pegawai lainnya.

"Ketua KPK terus bergerak di ruang gelap dengan cara-cara dan proses yang gelap menerbitkan surat keterangan non-job bagi 75 pegawai KPK," kata Harun dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 12 Mei.

Surat keterangan yang dimaksudnya adalah Surat Keputusan Pimpinan KPK Nomor 652 Tahun 2021 tentang Hasil Asesmen Tes Wawasan Kebangsaan. Dalam surat tersebut disebutkan para pegawai yang tak lolos asesmen untuk menyerahkan tugas dan tanggung jawab kepada atasannya.

Kembali ke Harun, tudingan jika Firli bergerak diam-diam ini muncul karena sikap eks Deputi Penindakan KPK tersebut usai mengumumkan ada 75 pegawainya yang gagal dalam asesmen. Tak hanya itu, Firli dianggap tutup kuping terhadap respons publik yang mengkritisi TWK.

"Lembaga keagamaan, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan yang lainnya telah mengajukan protes dan bersurat terbuka ke Presiden," ujar Harun.

Tak hanya itu, Firli juga dianggapnya telah mengabaikan putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Buktinya, 75 pegawai yang tak lolos tetap dinonaktifkan meski MK meminta proses alih status pegawai dari independen menjadi aparatur sipil negara (ASN) tak boleh merugikan negara.

Harun juga menilai Firli sudah kelewatan bahkan cenderung mengacak-acak komisi antirasuah. "Ini bentuk kedzaliman dan ketidakadilan serta arogansi ketua KPK secara personal dan bukan kelembagaan," tegasnya.

Harun juga menyebut Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang mengganjal puluhan pegawai KPK itu adalah keinginan Firli. Dia mengaku telah menanyakan kebenaran kabar tersebut ke pimpinan KPK lainnya.

"Saya beberapa kali komunikasi dengan pimpinan yang lain, dan ini sudah dinyatakan oleh pimpinan lainnya ternyata bahwa di KPK itu sudah tak ada kolegial," ungkapnya.

Dia mengatakan, Firli tidak mendengar nasihat empat pimpinan KPK lainnya. "Ketua KPK yang gigih dan getol mendorong utk dilakukannya tes wawasan kebangsaan," ujar Harun.

Harun juga menyebut Firli pintar membangun narasi publik. Dirinya menyebut Firli mengatur strategi untuk membuat para pimpinan KPK yang lain diam untuk menjelaskan tes itu.

"Andai saja pimpinan lainnya berani nyatakan ini ke publik bahwa 'yang disampaikan oleh ketua KPK bahwa pelaksanaan TWK itu adalah keinginan pimpinan secara kolektif kolegial tidak benar dan omong kosong' pasti sudah game over permainan ini," pungkasnya.