JAKARTA - Paus Fransiskus mendukung pengabaian hak paten atau hak intelektual vaksin COVID-19, mendukung proposal yang diutarakan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang ditolak oleh sejumlah negara Eropa, semisal Jerman.
Pada pidatonya yang direkam dalam bentuk video dan diputar di konser penggalangan dana global untuk mempromosikan akses yang adil terhadap vaksin, Paus mengatakan dunia terinfeksi 'virus individualisme'.
"Varian dari virus ini adalah nasionalisme tertutup, yang mencegah, misalnya, internasionalisme vaksin," ujar Paus Fransiskus, melansir Reuters, Minggu 9 Mei.
"Varian lainnya adalah ketika kita menempatkan hukum pasar atau pasar intelektual atau kekayaan intelektual di atas hukum cinta dan kesehatan umat manusia," tambahnya, mengingat banyaknya korban jiwa yang ditimbulkan oleh virus corona di dunia.
Pernyataan Paus Fransiskus muncul di tengah perdebatan, terkait dengan hak kekayaan intelektual dari vaksin COVID-19, di mana pengabaian hak paten dibutuhkan di tengah kondisi luar biasa akibat pandemi COVID-19.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan dukungannya di balik pengabaian hak kekayaan intelektual atau paten untuk vaksin COVID-19. Tindakan yang didukung lebih dari 100 negara, namun membuat marah perusahaan farmasi.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, memuji langkah Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang mendukung pengabaian sementara hak paten vaksin COVID-19.
Dalam unggahannya di Twitter, Tedros menyebut langkah Amerika Serikat di bawah Presiden Biden, sebagai contoh kuat mengatasi tantangan kesehatan global. Cermin kebijaksaan dan kepemimpinan moral Amerika Serikat.
BACA JUGA:
Namun, banyak negara Eropa, yang dipimpin oleh Jerman dan Prancis, menjauhkan diri pada Hari Jumat dari saran tersebut, dengan alasan kunci untuk mengakhiri pandemi COVID-19 adalah membuat dan berbagi vaksin lebih cepat.