JAKARTA - New Indonesia Research and Consulting Survei merilis hasil survei yang menempatkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melampau Prabowo Subianto dan Ridwan Kamil.
"Ganjar makin unggul sebagai capres terkuat, tetapi Prabowo dan Ridwan Kamil mengejar di belakang dengan dukungan signifikan," kata Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono dilansir Antara, Sabtu, 1 Mei.
Elektabilitas Ganjar mencapai 20,3 persen atau naik dari 18,4 persen pada survei bulan Februari 2021. "Jika ditarik sejak bulan Juni tahun lalu, elektabilitas Ganjar terus menanjak hingga menyalip Prabowo yang sebelumnya unggul," ucap Andreas.
Prabowo kokoh pada urutan kedua dengan elektabilitas 17,8 persen, naik dari survei bulan Februari 2021 sebesar 15,6 persen.
Pada bulan Juni tahun lalu, Prabowo masih unggul sebelum kemudian merosot, tetapi kini bergerak naik kembali.
BACA JUGA:
Pada urutan ketiga adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan elektabilitas 15,5 persen, naik dari survei bulan Februari 2021 sebesar 13,1 persen. Seperti halnya Ganjar, elektabilitas RK terus naik sejak survei bulan Juni tahun lalu.
"Ganjar, Prabowo, dan RK menjadi tiga tokoh paling kuat untuk dimajukan sebagai capres, jauh meninggalkan tokoh-tokoh yang lain. Jika ada dua atau tiga pasang calon, ketiga tokoh itu diperkirakan akan dicalonkan," tutur Andreas.
Pada posisi papan tengah ada Sandiaga Uno (5,7 persen), Anies Baswedan (5,5 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4,3 persen), Erick Thohir (4,1 persen), dan Tri Rismaharini (3,8 persen).
Menurut Andreas, di antara nama-nama tersebut berpeluang menjadi calon wakil presiden.
Pada posisi papan bawah ada Khofifah Indar Parawansa (2,5 persen), Giring Ganesha (2,3 persen), Mahfud MD (1,1 persen), dan Puan Maharani (1,0). Nama-nama lainnya masih di bawah 1 persen, dan tidak tahu/tidak menjawab 13,3 persen.
Survei New Indonesia Research & Consulting dilakukan pada 15-22 April 2021, dengan sambungan telepon kepada 1.200 orang responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.