JAKARTA - Elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, sebagai calon presiden kokoh di posisi teratas dengan capaian 51 persen dalam hasil survei yang dirilis Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic).
Dalam simulasi tiga nama capres untuk pemilihan di DKI Jakarta, Anies unggul jauh melewati dua pesaingnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Ganjar berada di posisi kedua dengan elektabilitas 29,2 persen, disusul Prabowo di peringkat ketiga dengan 12,5 persen.
"Dalam simulasi 3 nama di DKI Jakarta, Anies unggul di peringkat satu dengan elektabilitas 51 persen, disusul Ganjar 29,2 persen, Prabowo 12,5 persen," ujar Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam dalam keterangannya, Senin, 14 November.
Bakal calon presiden dari Partai NasDem itu juga unggul dalam sejumlah simulasi lain. Pada simulasi terbuka, elektabilitas Anies mencapai 30,80 persen. Begitu Pula dalam simulasi 10 nama, elektabilitas Anies masih di posisi puncak dengan 42,1 persen. Disusul Ganjar 22,4 persen, Ridwan Kamil 9,7 persen, dan Prabowo 8,2 persen.
"Dalam simulasi 10 nama di DKI Jakarta, Anies unggul di peringkat satu dengan elektabilitas 42,1 persen, Ganjar 22,4 persen, Ridwan Kamil 9,7 persen, Prabowo 8,2 persen," kata Umam.
Sementara dalam simulasi dua nama head to head melawan Ganjar, elektabilitas Anies mampu mencapai 57,3 persen. Sedangkan Ganjar, hanya 33,9 persen.
Jika melawan Prabowo, Anies lebih unggul lagi dengan 61 persen. Sedangkan Prabowo hanya mengantongi 24,7 persen.
"Sementara, Prabowo kalah jika melawan Ganjar. Prabowo 31,3 persen, Ganjar 49,4 persen," pungkasnya.
BACA JUGA:
Survei Indostrategic dilakukan pada periode 8-16 Oktober 2022 melalui wawancara tatap muka. Populasi survei terdiri atas seluruh warga Provinsi DKI Jakarta yang memiliki hak pilih dalam Pemilu, yaitu mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) yang berasal dari seluruh Kabupaten/Kota di wilayah DKI Jakarta.
Dengan jumlah sampel tersebut, survei menempatkan toleransi kesalahan atau margin of error sebesar ±2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.