JAKARTA - Hasil rilis lembaga survei Charta Politika terkait elektabilitas menempatkan calon presiden yang juga Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo unggul telak di Jateng dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Ganjar memperoleh angka elektabilitas tertinggi di Jateng dengan 70 persen. Disusul Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan dalam keterangannya di Jakarta Kamis, 14 April dinukil dari Antara.
Secara spesifik, menurut dia, nama Ganjar Pranowo unggul jauh dari nama-nama lainnya dengan perolehan angka yang cukup tinggi dengan 70 persen. Sementara nama lainnya seperti Prabowo Subianto 9 persen, Anies R Baswedan 7 persen, keduanya masih di bawah 10 persen.
Di NTT, kata Yunarto Ganjar, mendapat total dukungan hampir 28 persen. Sementara elektabilitas Prabowo dan Anies berada di belakang.
"Untuk simulasi calon presiden di Nusa Tenggara Timur, Ganjar mendapat dukungan lebih tinggi dengan 27,6 persen dibandingkan dengan nama lainnya seperti Prabowo Subianto 21,5 persen Anies R Baswedan 9,6 persen," ucapnya.
Survei untuk di Jateng dilakukan pada 14 sampai 19 Februari 2022 dengan 1.090 responden melalui wawancara tatap muka. margin of error survei itu berkisar 2,97 persen.
Charta Politika menggelar survei capres di NTT dan Kaltim dilaksanakan pada 4 sampai 12 Maret 2022 dengan total 1.600 responden melalui wawancara tatap muka. Margin of error survei itu antara 2,97 persen hingga 3,4 persen.
BACA JUGA:
Untuk di Kalimantan Timur kata Yunarto elektabilitas Prabowo unggul dan disusul Ganjar di posisi kedua serta Anies di urutan ketiga.
"Prabowo Subianto menjadi yang paling tinggi dipilih masyarakat dengan 29,3 persen, sementara di urutan kedua ada nama Ganjar Pranowo dengan 19,9 persen unggul tipis dari Anies Baswedan yang dipilih oleh sebanyak 18,4 persen," ujarnya.
Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling. Para responden diberi pertanyaan 'Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan bapak/ibu/saudara pilih sebagai presiden'.