JAKARTA - Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 117 orang. 76 orang dilaporkan hilang.
“Secara keseluruhan untuk yang jasadnya ditemukan sebanyak 117 orang, sedangkan yang hilang 76 orang. Ini data terakhir yang berhasil dihimpun,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dalam jumpa pers virtual via Zoom, Selasa, 6 April.
Pencarian korban hilang menurut Doni Monardo masih terkendala alat berat. Sebab alat berat belum bisa dikirim ke Kabupaten Adonara dan Alor.
“Sementara di Lembata masih diupayakan oleh sejumlah perusahaan yang sedang mengerjakan pekerjaan jalan untuk digerakkan, dimobilisasi ke tempat sasaran,” sambung Doni.
Sedangkan data jumlah pengungsi menurut Doni masih fluktuatif. Data masih dihimpun dari sejumlah kabupaten yang terkena banjir dan longsor.
“Sesuai dengan arahan presiden, untuk pengungsi, kebetulan kita sedang menghadapi COVID sehingga kita akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi risiko dengan cara memberikan fasilitas dana tunggu hunian kepada warga terdampak untuk bisa menyewa rumah keluarga terdekat sebesar rp500 ribu/bulan,” sambung Doni.
BACA JUGA:
Berikut data korban meninggal dan hilang per wilayah yang dihimpun BNPB per pukul 21.00 WITA, Selasa, 6 April:
1. Flores Timur
- Korban meninggal 60 orang
- Korban hilang 12 orang
2. Alor
- Korban meninggal 21 orang
- Korban hilang 20 orang
3. Malaka
- Korban meninggal 3 orang
- Korban hilang nihil
4. Kota Kupang dan Kabupaten Kupang
- Korban meninggal masing-masing satu orang.
5. Lembata
- Korban meninggal 28 orang
- Korban hilang 44 orang
6. Ende
- Korban meninggal 1 orang