Bagaimana Dunia Menyoroti Pocong Agen <i>Physical Distancing</i> dari Sukoharjo
Ilustrasi foto (Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Selain COVID-19, banyak pocong juga ikut bergentayangan sejak awal April di daerah Sukoharjo, Jawa Tengah. Tapi, tenang, pocong itu hanya cosplay yang sengaja dibuat untuk menakut-nakuti masyarakat. Tujuannya, supaya masyarakat tidak keluar rumah dalam masa physical distancing.

Hantu khas Indonesia itu kemudian viral di media sosial, bahkan jadi sorotan media-media di negara lain. Pasalnya, cara orang Indonesia memanfaatkan hantu kearifan lokal itu untuk menerapkan physical distancing dibilang kreatif.

Reuters, misalnya. Mereka mewawancarai seorang relawan di Desa Kepuh Sukoharjo yang mengadakan "patroli kejutan" setiap beberapa hari sekali sejak awal April. Selain itu, para pocong juga siap menjaga portal-portal yang ada di gang atau mereka menyebutnya "pocong portal". 

Kendati demikian, sebenarnya inisiatif itu malah menjadi bumerang karena membuat banyak orang untuk melihat-lihat mereka yang sedang cosplay setelah viral di media sosial. 

"Pertama-tama kami mau tampil beda. Kedua, menciptakan efek jera karena pocong kan menyeramkan," kata ketua kelompok relawan Anjar Pancaningtyas kepada Reuters, dikutip CNN. Ia juga mengatakan bahwa inisiatif tersebut juga telah bekerja sama dengan polisi setempat.

 

Selain CNN, kisah ini juga diwartakan New York Post. Pembingkaian beritanya hampir sama. Tak lupa, mereka juga memberikan penjelasan mengenai bagaimana rupa hantu pocong itu. 

"Pocong dikenal sebagai sebuah (hantu) penampakan yang badannya dibungkus dengan kain putih, dengan wajah dibedaki, dan lingkaran hitam di sekitar matanya," tertulis. 

Bukan cuma media asal Amerika Serikat. Media dari Asia seperti Channel News Asia dan South China Morning Post mengangkat kisah ini. Mereka menyoroti soal cara pocong menakuti orang-orang agar tetap tinggal di rumah selama pandemi.