Jokowi Bertemu PM Kamboja Hun Sen, Tegaskan Kesetaraan Akses Vaksin COVID-19, Singgung Investasi
Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, selepas mengikuti ASEAN Leaders’ Meeting di Jakarta. (FOTO VIA ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, selepas mengikuti ASEAN Leaders’ Meeting di Jakarta.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, melalui keterangan virtual, mengatakan pertemuan Jokowi dengan Hun Sen digelar di ruang serba guna gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta.

Retno mengatakan, kedua pemimpin negara bertukar pikiran mengenai bagaimana upaya untuk meningkatkan kerja sama bilateral antara kedua negara.

Terdapat empat isu yang disampaikan Jokowi dalam pertemuan tersebut.

"Pertama, mengenai kerja sama kesehatan. Bapak Presiden menegaskan pentingnya dukungan vaksin multilateral demi kesetaraan akses terhadap vaksin bagi semua negara. Presiden juga mengajak Kamboja untuk memperkuat kerja sama di bidang farmasi, obat-obatan, dan peralatan kesehatan," ujar Retno dikutip Antara, Sabtu, 24 April.

Retno mengatakan, peluncuran joint venture Dynamic Argon Co Ltd yang merupakan hasil kerja sama antara salah satu perusahaan farmasi di Indonesia dengan mitranya di Kamboja pada 2019 lalu, merupakan awal yang baik bagi kerja sama kesehatan antara kedua negara.

Karena itu Jokowi meminta dukungan Hun Sen untuk perluasan investasi BUMN dan swasta Indonesia di bidang farmasi dan peralatan kesehatan di Kamboja.

Sementara isu kedua yang dibicarakan keduanya ialah kerja sama ekonomi untuk pemulihan ekonomi. Jokowi, dalam pertemuan itu, mendorong upaya peningkatan volume perdagangan kedua negara antara lain dengan adanya jalur pengiriman langsung antara kedua negara di mana Pelindo II sudah menjajaki rencana tersebut.

"Terkait investasi, Presiden Republik Indonesia meminta dukungan agar perusahaan BUMN dan swasta Indonesia dapat menjadi mitra pembangunan dan investasi utama di Kamboja antara lain untuk sistem perkeretaapian dan pemenuhan kebutuhan gerbong kereta, pembangunan pembangkit listrik apung, kebutuhan kapal tunda, dan proyek infrastruktur di Kamboja oleh BUMN konstruksi di Indonesia," kata Marsudi.

Kedua pemimpin negara juga membicarakan kerja sama pertahanan di mana Jokowi berpandangan bahwa kerja sama di bidang ini masih perlu ditingkatkan. Beberapa di antaranya melalui perluasan kerja sama Army to Army talk serta mendorong peningkatan pendidikan dan latihan bersama personel militer kedua negara.

Terakhir, Jokowi menyampaikan perlunya sinergi antara Indonesia, Kamboja, dan Thailand di mana pada 2022 mendatang tiga negara Asia Tenggara itu akan menjadi ketua di sejumlah organisasi. Indonesia menjadi ketua G-20, Kamboja menjadi ketua ASEAN, dan Thailand menjadi ketua APEC.

"Presiden Republik Indonesia menyampaikan harapan agar terdapat koordinasi dan sinergi antara ketiga negara yang semuanya adalah negara anggota ASEAN baik dari segi waktu penyelenggaraan maupun substansinya," ujarnya.

Mendampingi Jokowi dalam pertemuan bilateral itu antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Marsudi, dan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung.