WHO Soroti Tsunami COVID-19 di India, Mobilitas Warga Harus Dikendalikan
Kremasi masal bagi korban terinfeksi virus corona (COVID-19) (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - India melaporkan jumlah infeksi harian COVID-19 tertinggi selama dua hari hingga Jumat, 23 April, di atas 330.000 kasus. Saat negara Ini India berjuang dengan sistem kesehatan yang kewalahan oleh pasien dan mengalami krisis oksigen. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun merespon kondisi tersebut. 

Menurut Direktur Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan, India harus mengendalikan mobilitas dan pertemuan guna mengurangi lonjakan infeksi COVID-19. Ia menyebutkan pengurangan transmisi di India merupakan "tugas yang sangat berat".

"Kita musti mereduksi pertemuan dengan cara apa saja yang dapat kita lakukan untuk mengurangi infeksi. Pemerintah India sedang berusaha melakukan itu," kata Mike Ryan pada Jumat (23/4) dikutip dari Antara. 

Ilustrasi Warga India/Sujith Devanagari on Unsplash

Menanggapi kondisi tersebut Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCP-PEN) sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartato menyebut pemerintah resmi menutup akses masuk bagi WNA yang pernah berada di India.

Hal ini dilakukan untuk mencegah lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia, sebagai imbas dari lonjakan kasus virus corona yang sedang terjadi di India.

"Pemerintah memutuskan untuk menghentikan pemberian visa bagi orang asing yang pernah tinggal dan atau mengunjungi wilayah India dalam kurun waktu 14 hari," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual, Jumat, 23 April.

Airlangga menyebut, ketentuan akan dilanjutkan dengan surat edaran dari Dirjen Imigrasi Kemenkumham dan lembaga terkait. Kebijakan berlaku mulai minggu, 25 April. Peraturan pembatasan kedatangan warga India ini sifatnya sementara dan akan terus dikaji ulang.