JAKARTA - Keterlibatan kaum perempuan dalam menahkodai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) semakin jamak ditemui dalam beberapa tahun belakangan.
Bahkan Menteri BUMN Erick Thohir secara khusus mendukung keterlibatan perempuan dengan menargetkan 20 persen direksi perusahaan negara diisi oleh kaum hawa pada 2023 mendatang.
“Saya ingin transformasi di BUMN bisa melibatkan kepemimpinan perempuan,” ujarnya pada Selasa, 20 April.
Lantas, siapa-siapa saja Kartini modern yang kini menduduki kursi penting di perusahaan plat merah? Berikut adalah beberapa daftarnya.
1. Nicke Widyawati Direktur Utama Pertamina
Jika Kanselir Jerman Angela Merkel bisa dibilang sebagai perempuan paling berpengaruh di dunia saat ini, maka nama Nicke Widyawati yang menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina bisa jadi insan feminim paling top di jajaran bos BUMN yang ada sekarang.
Perempuan kelahiran Tasikmalaya, 25 Desember 1967 itu mencapai posisi puncak di perusahaan migas negara pada 30 Agustus 2018 setelah menggantikan Elia Massa Manik.
Dia mulai bekerja pada usia 21 tahun, saat masih menjalani pendidikan strata satu di Bank Duta cabang Bandung. Setelah itu ia sempat bekerja di PT Rekayasa Industri.
Dia juga tercatat pernah terlibat langsung dalam beberapa proyek yang bekerja sama dengan Pupuk Sriwijaya di Palembang, Lhokseumawe, Cilegon, dan Malaysia.
Karir Nicke yang moncer kemudian membuatnya dipercaya masuk jajaran direksi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai Direktur Pengadaan Strategis I pada 2014.
Tiga tahun berselang, dia mulai menapaki karir di PT Pertamina sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan pelaksana tugas Direktur Logistik, Rantai Pasokan dan Infrastruktur.
Pada 2018, Nicke mendapat amanah rangkap jabatan sebagai pelaksana tugas Direktur Utama merangkap Direktur Sumber Daya Manusia menyusul dicopotnya lima direksi perseroan, termasuk Elia Massa Manik.
2. Dwina Septiani Wijaya Direktur Utama Peruri
Dwina Septiani Wijaya diangkat sebagai Direktur Utama Peruri oleh Menteri BUMN Rini Soemarno berdasarkan Surat Keputusan (SK) Nomor SK-247/MBU/11/2017 tanggal 20 November 2017 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik indonesia.
Sebelum menduduki kursi puncak di perusahaan pencetak uang, perempuan kelahiran Salatiga, 55 tahun lalu itu sempat mencicipi berbagai posisi strategis, seperti Staf Khusus Menteri BUMN, dan Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).
Dwina merupakan sosok yang cukup mementingkan pendidikan. Hal itu bisa dilihat dari latar belakang edukasi yang dia miliki. Tercatat, dia merupakan alumni S1 Teknik Sipil dan Perencanaan di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dwina juga diketahui sukses meraih gelar magister di New York University (NYU) dan London School of Economics (LSE).
BACA JUGA:
3. Alexandra Askandar Wakil Direktur Utama Bank Mandiri
Bergeser ke sektor perbankan ada nama Alexandra Askandar yang menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Bank Mandiri.
Sosok yang akrab disapa Sandra ini disahkan sebagai salah satu bos perusahaan negara oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada 2020 lalu. Dia masuk dalam jajaran elit Bank Mandiri menggantikan posisi Hery Gunadi yang ditunjuk sebagai Dirut PT Bank Syariah Indonesia (BSI).
Perempuan kelahiran 1972 ini merupakan lulusan Universitas Indonesia (UI) dan Boston University, Amerika Serikat. Perjalanan karir Sandra di Bank Mandiri dimulai sebagai group head corporate banking pada 2015 dan senior executive vice president pada 2016.
4. Handayani Direktur Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Nama lain di sektor industri jasa keuangan adalah Handayani yang menjabat sebagai Direktur Konsumer BRI.
Dia dikenal sebagai salah satu ‘petualang’ yang banyak berkarir di sejumlah BUMN strategis. Berdasarkan penelusuran VOI, Handayani mulai menjabat sebagai bos BRI sejak 2017.
Sebelumnya, dia tercatat sebagai sebagai Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mulai 2016 hingga 2017.
Handayani juga sempat berada di kursi petinggi PT Garuda Indonesia Tbk. sebagai direktur komersial untuk periode 2014 sampai dengan 2016. Bahkan, Handayani juga cukup menguasai industri asuransi yang dibuktikannya lewat jabatan direktur pemasaran PT AXA Mandiri 2013-2014.
Dari sisi pendidikan, arek Suroboyo kelahiran 13 Desember 55 tahun lalu tersebut menyelesaikan pendidikan kedokteran gigi di Universitas Padjadjaran. Setelah itu, dia diketahui melanjutkan level strata dua di Universitas Padjajaran dengan mengambil konsentrasi studi manajemen.