Kabar Kurang Baik: Setelah IMF, BI Ikut Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Jadi 4,1 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Foto: Dok. BI)

Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada sepanjang 2021 menjadi 4,1 persen sampai dengan 5,1 persen year-on-year (y-o-y).

Keputusan tersebut merupakan kali kedua BI mengoreksi angka pertumbuhan setelah sebelumnya pada Kamis, 12 Februari lalu menyatakan penyesuaian dari 4,8-5,8 persen menjadi 4,3-5,3 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan meski secara tren pembentukan produk domestik bruto (PDB) akan tetap meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, namun hal itu tidak sesuai dengan ekspektasi yang telah direncanakan.

“Kami yakin konsumsi pasti akan meningkat, tetapi peningkatan tersebut tidak seperti yang kami proyeksi sebelumnya,” ujar dia dalam konferensi pers secara daring usai menggelar Rapat Dewan Gubernur, Selasa, 20 April.

Perry mencatat, level konsumsi swasta yang rendah bisa diperkirakan menjadi penyebab kurang agresifnya angka pertumbuhan ekonomi tahun ini

“Vaksinasi yang sudah gencar pada kuartal kedua 2021 dapat menjadi pendorong akselerasi. Tetapi kami melihat bahwa mobilitas masyarakat yang tertahan saat ini juga membawa tantangan tersendiri,” kata dia.

Pada pemberitaan VOI sebelumnya, lembaga keuangan global International Monetary Fund (IMF) melakukan koreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 dari sebelumnya 4,9 persen menjadi 4,3 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut bahwa prediksi itu merupakan bagian dari asumsi yang tidak bisa ditentukan di tengah ketidakpastian yang terus berlanjut akibat pandemi COVID-19.

“Buat kami semua prediksi sekarang ini bersifat subjective to uncertainty. Jadi asumsinya macam-macam, seperti vaksinasi, terjadi gelombang ketiga penyebaran pandemi, dan lain-lain,” ujarnya dalam acara Sarasehan Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional di Bali yang disiarkan secara virtual, Jumat, 9 April.

Pemerintah sendiri optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal menyentuh angka 4,5 persen hingga 5,5 persen pada tahun ini.