Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pihaknya mulai melakukan penarikan pasukan dan kendaraan tempur, dari Krimea dan perbatasan timur Ukraina, Jumat 23 April. 

Ini dilakukan setelah sehari sebelumnya Rusia mengumumkan telah menyelesaikan latihan di wilayah selatan dan barat perbatasannya, yang menimbulkan ketegangan dengan Barat.

"Pasukan telah menunjukkan kemampuan mereka untuk memastikan pertahanan yang dapat diandalkan negara. Jadi saya memutuskan untuk menyelesaikan kegiatan inspeksi di distrik militer selatan dan barat yang berbatasan dengan Ukraina," kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dalam siaran pers Kamis 22 April Kemarin

Kendati demikian, Ukraina menyambut dengan hati-hati penarikan pasukan Rusia dari wilayah timur perbatasannya. 

"Jika Rusia benar-benar menarik kembali dari perbatasan dengan Ukraina, pasukan militer yang sangat besar yang telah dikerahkan di sana, ini sudah akan meredakan ketegangan," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dalam sebuah pernyataan melansir Reuters, Jumat 23 April. 

"Tapi kita perlu ingat, langkah ini tidak akan mengakhiri baik eskalasi saat ini, maupun konflik antara Ukraina dan Rusia pada umumnya," imbuhnya.

Kuleba menambahkan, penarikan pasukan militer Rusia dari perbatasan dengan Ukraina dapat meredakan ketegangan. Tetapi, langkah itu sendiri tidak akan menghentikan eskalasi atau konflik di wilayah Donbass timur.

Terpisah, Washington mengatakan sedang menunggu untuk melihat tindakan apa yang menyusul pengumuman Moskow dan akan terus mengawasi dengan sangat cermat.

Pada Hari Jumat, Rusia mengatakan pasukan dari distrik militer selatan dan pasukan lintas udara yang mengambil bagian dalam inspeksi mendadak mulai bersiap untuk kembali ke pangkalan.

Unit dan formasi militer berbaris ke stasiun pemuatan kereta api dan lapangan udara. Rekaman kendaraan lapis baja yang menaiki kapal pendarat di pantai dan kendaraan militer lainnya sedang dimuat ke kereta. Tentara ditampilkan berbaris ke pesawat militer.

Penarikan pasukan yang dikonfirmasi ini disebut akan mendapat sambutan dari negara-negara Barat, yang khawatir terkait dengan intervensi lebih jauh Rusia di Ukraina timur.