Rusia Tarik 1.200 Kendaraan Tempur hingga 200 Pesawat dari Perbatasan Ukraina
Ilustrasi tank Rusia. (Wikimedia Commons/Mstyslav Chernov)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia mengumumkan akan menarik pasukan di dekat Ukraina dan mencaplok Krimea, menganggap latihan militernya telah berakhir.

Pengerahan besar-besaran, termasuk puluhan kapal angkatan laut, ratusan pesawat tempur, dan ribuan pasukan, telah dikecam habis-habisan oleh kekuatan Barat, dipandang sebagai unjuk kekuatan di tengah ketegangan dengan Ukraina.

"Pasukan telah menunjukkan kemampuan mereka untuk memastikan pertahanan yang dapat diandalkan negara. Jadi saya memutuskan untuk menyelesaikan kegiatan inspeksi di distrik militer selatan dan barat yang berbatasan dengan Ukraina," kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dalam siaran pers, melansir Euronews, Kamis 22 April.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan latihan militer di Krimea telah melibatkan 60 kapal, lebih dari 10.000 tentara, 200 pesawat dan 1.200 kendaraan militer.

Hari Kamis ini, lebih dari 2.000 pasukan terjun payung berlatih pendaratan dengan 60 kendaraan militer pada Hari Kamis, serta jet tempur melakukan manuver di udara.

Kendati demikian, pernyataan Shoigu tidak menjelaskan, berapa banyak pasukan tambahan telah dipindahkan ke Krimea. Dia juga tidak menjelaskan, apakah semua akan ditarik kembali ke pangkalan permanen mereka.

"Saya yakin tujuan dari inspeksi mendadak telah tercapai sepenuhnya. Pasukan telah menunjukkan kemampuan mereka untuk memberikan pertahanan yang kredibel bagi negara," tukasnya, sambil menambahkan pasukan akan kembali ke pangkalan pada 1 Mei, mengutip Reuters, Kamis 22 April. 

Menurut NATO dan Amerika Serikat, peningkatan kekuatan militer Rusia di perbatasan Ukraina beberapa waktu terakhir, menjadi yang terbesar sejak tahun 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea dan memberikan dukungan kepada separatis di timur Ukraina.

Ada juga peningkatan jumlah pelanggaran gencatan senjata yang diadakan di wilayah tersebut dalam beberapa pekan terakhir, serta meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

Terpisah, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mendorong Barat pada Hari Selasa untuk memperkuat sanksi terhadap Rusia, seiring dengan pernyataan keprihatinan atas penambahan pasukan yang berkelanjutan.

Sementara itu, Moskow menolak kekhawatiran itu karena memperingatkan Kiev agar tidak mencoba merebut kembali wilayah timur yang dikuasai pemberontak. Dikatakan operasi semacam itu dapat memaksa Rusia melakukan intervensi untuk melindungi warga sipil.