Rudal S-200 Buatan Rusia Milik Suriah Meledak Dekat Fasilitas Nuklirnya, Israel Lancarkan Serangan Balasan
Fasilitas nuklir Dimona milik Israel. (Sumber: israeldefense.co.il)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah rudal permukaan-ke-udara milik Suriah meledak di dekat reaktor nuklir rahasi Dimona, Israel selatan pada Kamis 22 April. Sirine peringatan pun dibunyikan di sekitar kawasan tersebut. 

Melansir Reuters, tidak ada laporan korban jiwa atau kerusakan di pihak Israel akibat serangan rudal ini. Namun, tindakan balasan segera dilakukan.

Juru bicara militer Israel mengatakan, rudal Suriah yang mencapai daerah Dimona semula menyasar pesawat milik Israel. Namun, rudal tersebut melewati targetnya. 

Rudal jenis SA-5 atau S-200 yang dibeli dari Rusia menurut juru bicara tersebut, mendarat jauh dari reaktor nuklir, sekitar 30 kilometer.  

Militer Israel mengatakan, sebagai tanggapan atas peluncuran tersebut, serangan balasan dilakukan terhadap beberapa posisi baterai rudal milik Suriah, termasuk baterai yuang menembakkan proyektil yang mengenai wilayah Israel. 

Kantor Berita Suriah mengatakan, pertahanan udara Suriah mencegat serangan Israel yang menargetkan daerah-daerah di pinggiran kota Damaskus.

"Serangan itu terjadi sekitar pukul 01:38 waktu setempat. Pertahanan udara mencegat roket dan menjatuhkan sebagian besar dari mereka," sebut Kantor Berita Suriah. 

"Namun, empat tentara terluka dan ada sejumlah kerusakan material yang terjadi akibat serangan tersebut," lanjut kantor berita itu.

Seorang pembelot militer Suriah mengatakan serangan Israel menargetkan lokasi di dekat Kota Dumair, sekitar 40 km timur laut Damaskus, di mana milisi yang didukung Iran berada. Ini adalah area yang berulang kali diserang oleh Israel sebelumnya.

Media mengungkapkan, beberpa minggu terakhir pertahanan udara di sekitar reaktor Dimona dan pelabuhan Laut Merah Eilat sedang ditingkatkan, untuk mengantisipasi kemungkinan serangan rudal atau drone jarak jauh oleh pasukan yang didukung Iran, seperti dari Yaman.

Hubungan Israel dan Iran memanas beberapa waktu belakangan, terkait dengan program nuklir Teheran dan serangan sabotase terhadap fasilitas nuklir milik Iran di Natanz.