JAKARTA - Seiring dengan masa karantina wilayah dan kebijakan lockdown di Inggris, sebagai opsi pencegahan untuk menahan laju penyebaran coronavirus. Angka kasus positif infeksi COVID-19 berangsur-angsur menunjukkan penurunan.
Sejatinya Pemerintah Inggris baru menjalani kebijakan lockdown, selama dua pekan terakhir. Hasilnya para ilmuwan dari Kings's menunjukkan data penurunan jumlah pasien positif COVID-19 yang cukup signifikan. Data itu dirangkum dari sampel dua juta orang, melalui aplikasi tracing COVID-19 di Inggris.
BACA JUGA:
Melansir laman Reuters, tingkat gejala COVID-19 dilaporkan menurun secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Buktinya, terlihat dari angka terbaru yang menunjukkan sekitar 1,4 juta orang di Inggris dengan usia antara 20 dan 69 tahun. Saat ini memiliki gejala COVID-19 yang turun dari 1,9 juta pada 1 April.
Jika dilihat, hal itu dikarenakan beberapa diantaranya telah pulih dan lebih sedikit orang yang melaporkan gejala baru. bahkan, bisa saja semakin lama lockdown diberlakukan, sepanjang itu pula angka pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dan meninggal dapat menurun.
Ilmuwan yang memimpin riset dari King’s Collage, Tim Spector, mengatakan tanda-tanda penurunan gejala dari orang-orang di Inggris sungguh membesarkan hati. "Meskipun penerimaan rumah sakit dan kematian masih meningkat, kami berharap angka-angka ini dapat menjadi penerang yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan.”
Spector juga mengatakan dalam data yang terhimpun, pun menunjukkan perihal kota-kota besar di Inggris seperti London, Birmingham, Glasgow dan Liverpool terus memiliki tingkat gejala COVID-19 yang sangat tinggi di masyarakat. Untuk itu, lockdown dirasanya harus dilanjutkan guna mengaplikasikan physical distancing.
Menariknya, Analisis dari King’s Collage London ini muncul setelah para peneliti di London School of Hygiene & Tropical Medicine menerbitkan hasil penelitiannya terkait physical distancing yang sudah mulai bekerja dan mampu mengurangi jumlah kontak harian antara orang-orang.
Sama seperti Negara lain, Inggris telah sedari awal menerapkan physical distancing yang ketat bersamaan dengan penutupan toko-toko dan sekolah-sekolah. Apalagi dua minggu yang lalu empunya kebijakan di Inggis mulai membatasi akses dengan lockdown sebagai bentuk perlawanan terhadap COVID-19.