Iran Mulai Buka Kembali Masjid secara Selektif
Sebuah masjid di Iran (Steven Su/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Setelah bertarung mati-matian menahan laju penyebaran COVID-19, banyak negara di dunia mulai mencari keseimbangan antara menjaga ekonomi supaya berjalan dan melindungi warganya agar tak tertular COVID-19. Pemandangan itu kini hadir pada negara di Timur Tengah, Iran.

Atas dasar itu, Presiden Iran Hassan Rouhani berencana membuka kembali masjid-masjid di beberapa kota setelah kebijakan penguncian atau lockdown secara bertahap mulai mereda pada Minggu, 27 April.

Melansir Reuters, keputusan tersebut diambilnya karena Iran mulai menandai wilayah-wilayah sesuai warna putih, kuning, dan merah yang didasari jumlah infeksi maupun kematian.

Nantinya, kegiatan pada masing-masing wilayah akan dibatasi sesuai dengan warna yang ada. Sehingga, wilayah yang memiliki jumlah infeksi atau kematian paling sedikit akan diberikan label warna putih. Sebuah warna tanda masjid dapat dibuka kembali guna dapat melangsungkan sholat Jumat bersama.

Rencananya, sesuai dengan yang dikatakan Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi dalam sebuah wawancara, wilayah yang kini memiliki label putih terdapat 116 wilayah. 134 wilayah lainnya berwarna kuning. Namun, pemberian label warna kepada suatu wilayah pun sifatnya dapat berubah, menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Tak hanya itu. Warga Iran juga telah kembali membuka toko-toko, pasar dan taman selama sepekan terakhir berkat pelonggaran lockdown karena jumlah korban meninggal dunia mulai menurun dan tetap di bawah angka seratus kasus sejak 14 April.

Sebagai upaya menahan laju penyebaran COVID-19, Iran juga telah memperpanjang penutupan sekolah, universitas serta melarang pertemuan budaya, agama, maupun olahraga.

Sementara itu, sejauh ini Iran telah mengonfirmasi 90.481 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 5.710 kasus meninggal dunia. Bahkan, Iran sedari awal Maret telah memberlakukan lockdown sebagai opsi menahan laju penyebaran COVID-19.