Bagikan:

JAKARTA - Mulai hari ini, Masjid Istiqlal kembali dibuka untuk umum setelah direnovasi. Namun, masjid terbesar se-Asia Tenggara ini tidak menyediakan makanan buka puasa (takjil) selama bulan Ramadan tahun ini.

Imam Besar Masjdi Istiqlal Nasaruddin Umar menyebut Masjid Istiqlal hanya dapat digunakan untuk salat lima waktu dan salat tarawih.

"Kita tidak melakukan acara buka puasa, tidak ada sahur bersama. Jadi, hanya dipakai untuk tarawih, salat lima waktu, dan witir bagi yang mau witir," kata Nasaruddin Umar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat, 9 April.

Selain itu, setelah salat tarawih, Masjid Istiqlal akan dilakukan penyemprotan disinfektan untuk meminimalisasi penularan virus corona. "Setiap malam kita lakukan penyemprotan di Istiqal ini," ujar dia.

Selain itu, akses pintu yang dibuka tidak semuanya. Sebab, pada bagian timur masih dipakai untuk pembangunan terowongan dan masih dalam tahap penggalian.

"Yang kita buka itu adalah sektor utara dan selatan. Insyaallah selanjutnya penggunaan Istiqlal maksimum seperti yang pernah kita jadikan seperti sedia kala," ungkap dia.

Melanjutkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan pembatasan jumlah kehadiran jamaah untuk ibadah salat tarawih paling banyak 50 persen dari kapasitas bangunan.

Anies mengimbau kepada seluruh pengurus maupun pengelola masjid yang ada di Ibu Kota untuk disiplin protokol kesehatan. Khususnya, dalam mengutamakan pelayanan ibadah untuk kebutuhan warga sekitar rumah ibadah yang bersangkutan.

"Bagi (pengurus) masjid-masjid di Jakarta, kami menganjurkan untuk digunakan bagi jamaah dari wilayah terkait, sehingga yang berada di masjid itu adalah warga yang relatif saling kenal, untuk kita bisa melakukan pengendalian bila ditemukan ada kasus (COVID-19). Hal ini berguna sekali untuk pencegahan, sehingga dianjurkan hanya digunakan oleh masyarakat di sekitar," jelas Anies.